hayed consulting
hayed consulting
octa vaganza

KemenKopUKM Dukung Gerakan Pemberdayaan Wirausaha Perempuan PP ‘Aisyiyah

Yogyakarta (Peluang) : ‘Aisyiyah diharapkan mampu berkontribusi mendorong rasio kewirausahaan Indonesia yang saat ini mencapai 3,47 persen.

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (KemenKopUKM) mendukung inisiatif serta inovasi Pimpinan Pusat (PP) ‘Aisyiyah bersama Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta (Unisa) yang meluncurkan Gerakan Nasional Ikatan Saudagar dan Wirausaha Aisyiyah (ISWARA).

Gerakan ini khususnya bagi para pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM) perempuan agar berdaya saing dan mampu mendongkrak rasio kewirausahaan nasional.

Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (MenKopUKM) Teten Masduki mengatakan, saat ini pemerintah sedang menyiapkan Indonesia menjadi negara maju, salah satunya dengan  menambah jumlah wirausaha. Inisiatif PP ‘Aisyiyah diharapkan mampu berkontribusi dalam mendorong rasio kewirausahaan yang saat ini baru di angka 3,47 persen.

“Untuk menjadi negara maju, rasio kewirausahaan minimal 4 sampai 12 persen. Di-launchingnya ISWARA, diharapkan dapat melahirkan ide-ide dan inovasi baru untuk ‘Aisyiyah sebagai organisasi sosial keagamaan yang fokus terhadap pemberdayaan perempuan,” ujar Teten Masduki dalam sambutannya saat meluncurkan Gerakan Nasional dan Seminar ISWARA bertajuk ‘Ekonomi Digital Berdayakan Wirausaha Perempuan,’ di Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta (Unisa), Sleman, Yogyakarta, Kamis (27/10/2022).

Menurut Teten, dengan jumlah anggota mencapai kurang lebih 20 juta dan telah mendirikan ratusan koperasi,  Aisyiyah harus mampu menjadi enabler untuk menumbuhkan wirausaha baru. Dengan menambahkan fungsi closed loop inkubasi kepada para pelaku UMKM.

“Peluang perempuan di sektor UMKM sangatlah besar dan perlu dioptimalkan. Mengingat, saat ini sekitar 64 persen pelaku UMKM di Indonesia adalah perempuan,” ujarnya.

Selain itu, jelas MenKopUKM,  persentase pengusaha perempuan di Indonesia mencapai 21 persen. Sedangkan di  atas rata-rata global hanya mencapai 8 persen berdasarkan data  The Sasakawa Peace Foundation & Dalberg, 2020.

Bahkan dari riset Shopee 2020, perempuan lebih gesit dan antusias dalam menangkap peluang. Yakni dengan 34 persen perempuan di antaranya telah mampu mendiversifikasi produk/layanannya, sementara laki-laki hanya 23 persen.

“Pertumbuhan transaksi harian pelaku UMKM perempuan juga lebih tinggi dibandingkan pelaku UMKM laki-laki sebesar 18 persen. Perempuan generasi Z memiliki omzet tertinggi selama pandemi yakni 13 persen. Maka dari itu, ‘Aisyiyah haruslah menjadi motor penggerak Ekonomi Syariah,” tegas Teten.

Posisi Indonesia saat ini menurut Teten, masih kalah dari Malaysia yang menjadi peringkat pertama di pasar halal dunia. Kekuatan Indonesia sebagai muslim terbesar di dunia, sebanyak 13 persen dari total populasi dunia.

Tercatat pengeluaran lebih dari 218 miliar dolar AS di semua sektor industri dan jasa halal harus dioptimalkan sebaik-baiknya.

Pemerintah kata MenKopUKM, mencanangkan Indonesia  menjadi pusat ekonomi syariah pada 2024, melalui Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS).

Selain itu pemerintah juga telah menyusun strategi ekonomi dan keuangan syariah sejak tahun 2020. Di antaranya  pengembangan industri halal, penguatan sektor keuangan syariah, pengembangan dana sosial syariah, pengembangan kegiatan usaha syariah, dan penguatan ekosistem ekonomi syariah.

Lebih jauh Teten menyampaikan, pada 2025, Indonesia diprediksi menjadi kekuatan ekonomi terbesar dunia setelah AS, China, dan India. 

Hal itu sudah dibuktikan saat pandemi, Indonesia termasuk negara dengan penanganan Covid-19 dan pemulihan ekonomi lebih cepat dengan biaya yang tidak besar dibandingkan dengan negara lain.

“Pemerintah tak hanya mampu mengelola kesehatan, tetapi juga ekonomi dan sektor lainnya,” ujar Teten.

Untuk itu, MenKopUKM meminta agar para pelaku UMKM dikonsolidasikan dan diagregasikan sehingga skala ekonominya dapat tetap efisiensi dan ekonomis. 

UMKM untuk naik kelas misalnya di sektor pertanian. Maka upaya konsolidasi dilakukan bersama petani dengan membentuk korporatisasi petani maupun nelayan.

“Insya Allah sampai akhir tahun, Indonesia masih bisa tumbuh 5,3 persen. Bahkan di kuartal II tahun 2022 pertumbuhan ekonomi kita sampai 5,44 persen. Salah satunya ditopang oleh kekuatan ekonomi mikro perempuan. Jadi kekuatan emak-emak ini tak bisa disepelekan,” urainya.

Teten berpesan, agar usaha mikro tidak  selalu kecil dan hanya berpikir memenuhi kebutuhan ekonomi rumah tangga, namun harus berkembang untuk ekonomi nasional. 

Sehingga menurutnya, peran universitas juga sangat penting untuk revolusi kewirausahaan. 

“Yang tadinya produk UMKM  monoton, sekarang bisa berevolusi menjadi produk yang lebih inovatif berbasis teknologi dan kreativitas dan masuk ke ekosistem digital,” ujarnya.

Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) ‘Aisyiyah Siti Noordjannah Djohantini menyampaikan,  ISWARA sebagai ikhtiar dari PP  ‘Aisyiyah dalam sisi ekonomi. 

“Kami ingin mengokohkan ikhtiar sinergi meng-collect seluruh kekuatan melalui sebuah badan yaitu ISWARA. Ini penting menjadi kekuatan gerakan ekonomi di bawah,” kata Siti Noordjannah.

Ia mengatakan, untuk mencapai tujuan menjadi negara maju dan wirausaha yang mapan, tidak bisa berjalan sendiri-sendiri. Apalagi sangat mungkin Indonesia menjadi lompatan dengan kekuatan ekonomi yang besar. 

“Jika seluruh komponen dan kekuatan ekonomi disinergikan salah satunya melalui  ‘Aisyiyah,” ucapnya.

Rektor Unisa Warsiti menambahkan, Unisa sangat terbuka untuk berkolaborasi dan bekerja sama dengan berbagai organisasi, lembaga swasta lainnya maupun pemerintah dalam memajukan bangsa. 

Menurut Warsiti, ISWARA hadir menjadi wadah untuk merekatkan jejaring usaha yang saat ini sudah berkembang di ‘Aisyiyah di 39 titik, dan sebanyak 3.092 alumni yang tersebar.

“Diharapkan kehadiran ISWARA senantiasa memberikan keberkahan,” pungkasnya. (S1).

pasang iklan di sini