hayed consulting
hayed consulting
octa vaganza

KemenkopUKM Ajak Papmiso Manfaatkan Teknologi Digital

Jakarta (Peluang) : Indonesia akan menjadi negara terbesar di Asia Tenggara pada 2030, dengan potensi ekonomi digital mencapai Rp 4.500 triliun.

Pemerintah menargetkan 30 juta usaha mikro kecil dan mikro (UMKM) masuk pasar digital pada 2024.Namun tahun 2020 ini baru mencapai 19,5 juta UMKM.

Untuk mencapai target itu, pemerintah mendorong pelaku UMKM yang bergabung di Paguyuban Pedagang Mie dan Bakso (Papmiso) masuk ekosistem digital dalam mengembangkan usahanya.

Hal itu disampaikan Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (MenkopUKM),Teten Masduki di Jakarta, Sabtu (20/8/2022).

“Bagaimana ekonomi digital kita yang besar di Asia Tenggara itu bisa dinikmati para pedagang mie dan bakso,” ujar Teten.

Mantan Kepala Staf Kepresidenan ini optimis sisa waktu dua tahun ke depan target tersebut bisa tercapai dengan kontribusi dari para pedagang mie dan bakso. Apalagi menurutnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengarahkan supaya pedagang mie dan bakso berjualan secara online.

“Data Papmiso dari 50 ribu anggotanya, 1.200 sudah go online. Data Go Food sekitar 62.700 pedagang mie dan bakso sudah terhubung ke online,” tuturnya.

Begitu juga data Grab Food mencatat sekitar 120 ribu. “Jadi sebenarnya sudah banyak, kita ada PR dengan Papmiso, bagaimana 50 ribu anggotanya dalam dua tahun targetkan semua go online,” ujar pria kelahiran Garut 6 Mei 1963.

Selama pandemi Covid-19 Papimso telah melakukan inovasi penjualan online. Ketika warung mie dan bakso terkendala jualan secara offline, Papmiso membuat bakso frozen. “Jadi pedagang bakso yang ada di Papmiso sudah melakukan inovasi menyesuaikan dengan teknologi,” kata Teten.

Sebagai sektor UMKM yang memiliki kontribusi besar terhadap perekonomian di Tanah Air, Teten berharap Papmiso mendorong anggotanya untuk memanfaatkan teknologi digital.

Dengan berjualan secara online atau melalui marketplace, menurutnya, tenaga kerja di sektor ini tetap bertahan dan meningkat pendapatannya.

Apalagi kata Teten, mie dan bakso merupakan makanan yang sangat dikenal di Indonesia, dan banyak penggemarnya.

“Saya sering liat antrian panjang di kios pedagang pasar. Bahkan dibuat konten media sosial karena ramainya pembeli. Artinya, bakso makanan yang paling disukai,” ujarnya.

Teten mengatakan, kementerian siap memberikan pendampingan kepada pedagang mie dan bakso supaya bisa masuk ke pasar digital.

Selain itu juga mempermudah mendapatkan Nomor Induk Berusaha (NIB), memfasilitasi mengakses perbankan untuk mendapatkan bantuan permodalan melalui skema kredit usaha rakyat (KUR) klaster, izin edar, dan sertifikasi halal.

Ketua Dewan Pembina Papmiso, Aria Bima mengatakan, Papmiso yang membawahi sekitar 50 ribu pedagang mie dan bakso dari 34 provinsi telah membentuk koperasi.

“Awal mula koperasi ini lahir saat para pedagang diserang isu bakso tikus, bakso boraks, bakso tak higienis dan tak sehat untuk dikonsumsi,” ujar Aria.

Tujuan dibentuknya koperasi menurut Aria, supaya para pedagang mie dan bakso lebih melembaga sehingga diharapkan kontrol terhadap kualitas mudah dilakukan.

“Dengan begitu, mereka bisa dengan mudah mendapatkan label standar nasional Indonesia (SNI), izin edar, dan mendapatkan sertifikasi halal,” pungkas Wakil Ketua Komisi VI DPR. (s1).

pasang iklan di sini