hayed consulting
hayed consulting
octa vaganza

Kemenkeu Sebut Rasio Utang Pemerintah Mayoritas Rupiah

utang
Ilustrasi

Peluangnews, Jakarta – Rasio utang pemerintah didominasi oleh pinjaman berdenominasi rupiah. Hal tersebut dinilai sejalan dengan kebjakan pembiayaan umum utang, dengan mengoptimalkan sumber pembiayaan dalam negeri dan memanfaatkan utang luar negeri sebagai pelengkap.

Hal itu disampaikan Sekretaris Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan Ubaidi Socheh Hamidi dalam in talks to community bertajuk Learning Culture for Better Future: Aktif, Smart, dan Bijak Keuangan, Kamis (16/11).

“Dari sisi mata uang komposisi utang pemerintah sebagian besar berdenominasi rupiah dengan proporsi sekitar 70% per akhir September 2023,” ujarnya.

Dominasi rupiah dalam pengadaan utang pemerintah juga menunjukkan implementasi kehati-hatian. Sebab, penarikan utang domestik dinilai dapat memitigasi risiko eksternal yang cukup rentan bergejolak. Itu juga diikuti dengan terus mencermati perkembangan suku bunga acuan dan jatuh tempo pembiayaan.

Upaya pengelolaan utang tersebut, kata Ubaidi, dilakukan pemerintah melalui koordinasi dan kerja sama yang erat dan Bank Indonesia. Hal itu terutama dimaksudkan untuk mengatasi volatilitas nilai tukar rupiah dan mencermati dinamika global.

Adapun utang pemerintah itu sebagian besar datang dari instrumen Surat Berharga Negara (SBN). Porsi SBN dalam total utang pemerintah tercatat mencapai 88,86% per akhir September 2023.

“Pasar surat berharga negara atau SBN yang dalam, yang likuid itu akan mendukung peningkatan efisiensi pengelolaan utang dalam jangka panjang, memiliki fungsi strategis bagi sistem keuangan, terutama karena sifatnya yang aman atau bebas resiko,” kata Ubaidi.

SBN, lanjutnya, dapat menjadi pilihan investasi terbaik di tengah tekanan pasar keuangan dan ekonomi. SBN juga merupakan instrumen yang cukup likuid karena seri SBN tradeable, dapat dengan mudah diperjualbelikan di pasar sekunder tanpa memengaruhinya secara berarti.

Selain itu, SBN turut menjadi salah satu instrumen yang digunakan oleh Bank Indonesia untuk menjaga stabilitas moneter. “Kepemilikan SBN domestik didominasi oleh perbankan diikuti oleh Bank Indonesia, lembaga asuransi dan dana pensiun, serta investor asing meskipun dalam porsi yang relatif sedikit ataupun kecil,” ujar Ubaidi. (Aji)

pasang iklan di sini