JAKARTA—Kementerian Keuangan optimis bahwa kinerja ekspor Indonesia pada 2022 semakain membaik. Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu menyebut bahwa Januari 2022, ekspor tumbuh 25,31 persen (yoy), senilai USD19,16 miliar di tengah meningkatnya risiko dan moderasi pertumbuhan ekonomi serta perdagangan global.
Meskipun dia mengakui kinerja ekspor pada Desember 2021 tumbuh melambat karena faktor musiman, ekspor yang tetap tumbuh kuat menunjukkan merebaknya varian omicron tidak berdampak signifikan pada aktivitas produksi dan ekspor.
“Ke depan, kinerja ekspor diperkirakan masih akan kuat didukung oleh permintaan maupun harga yang masih tinggi,” ujarnya dalam keterangan resmi, Rabu (16/2/22).
Kemenkeu juga mencatat kinerja impor Januari 2022 tumbuh 36,77 persen year on year atau USD18,23 miliar yang mencerminkan aktivitas konsumsi dan produksi dalam negeri terus menunjukkan pemulihan.
Dilihat dari jenis penggunaannya, impor barang modal mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 41,94 persen year on year, disusul oleh impor bahan baku atau penolong yang tumbuh sebesar 39,57 persen year on year, dan impor barang konsumsi tumbuh 10,25 persen year on year.
Peningkatan impor bahan baku dan barang modal mencerminkan berlanjutnya peningkatan aktivitas industri dalam negeri baik untuk memenuhi pasar domestik maupun ekspor.
Sementara itu, meningkatnya impor barang konsumsi mencerminkan pulihnya aktivitas konsumsi domestik dan daya beli masyarakat.
Surplus neraca perdagangan pun berlanjut pada Januari 2022 sebesar USD930 Juta sesuai rilis BPS Selasa (15/2/22) dan menjadikan Indonesia mengalami surplus neraca dagang selama 21 bulan berturut-turut.
Ke depan pemerintah berupaya mengantisipasi berbagai risiko pada perekonomian global yang berpotensi memengaruhi kinerja neraca perdagangan Indonesia.
Pemerintah berupaya mengatasi berbagai kendala struktural yang dihadapi sektor seperti perbaikan logistik melalui percepatan pembangunan infrastruktur, penyederhanaan berbagai perizinan dan lisensi.
Selain itu dilakukan penguatan National Logistic Ecosystem (NLE), serta penyediaan berbagai fasilitas seperti Kawasan Berikat (KB) dan Kemudahan Impor untuk Tujuan Ekspor (KITE), pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK).