
PeluangNews, Jakarta – Direktur Tertib Niaga Direktorat Jenderal Perlindungan Konsumen dan Tertib Niaga Kementerian Perdagangan (Kemendag) Mario Josko mengatakan, realisasi impor bawang putih per 13 Juni 2025 telah mencapai 163.082 ton atau 35,74% dari alokasi persetujuan impor (PI) terbit sebanyak 456.272 ton untuk 73 perusahaan.
Sementara alokasi kebutuhan impor bawang putih pada 2026 sebesar 500.000 ton.
“Kami laporkan realisasinya itu. Dan kami di Kemendag tiap minggu rutin mengadakan rapat untuk memantau realisasi dari importir,” kata Mario dalam rapat inflasi bersama Kementerian Dalam Negeri secara daring, di Jakarta, Senin (16/6/2025).
Dia mengungkapkan, rencana impor bawang putih pada Juni 2025 sebesar 11.398 ton. Importir pada umumnya menyalurkan secara langsung pasokan bawang putih melalui jaringan distribusi eksisting.
Dalam proses realisasi impor terkendala negosiasi dengan supplier di China untuk mendapatkan kesesuaian harga, di mana harga di tingkat produsen negeri itu cenderung turun, namun masih di level harga tinggi, sehingga importir cenderung menunda pembelian (wait and see).
Sementara itu, Badan Pangan Nasional (Bapanas) mengutarakan, dalam realisasi importasi terdapat sejumlah tantangan. Selain karena harga di negara produsen yang tinggi, proses pendistribusian pun mengalami kendala.
“Distribusi langsung dari pelabuhan menyulitkan pengawasan stok di gudang. Kenaikan harga di pasar domestik menjadi perhatian dan akan ditindaklanjuti oleh Kementerian Dalam Negeri dan Kemendag,” ujar Deputi Bidang Penganekaragaman Konsumsi dan Keamanan Pangan Andriko Noto Susanto.
Dia menambahkan, Bapanas akan melakukan peninjauan lapangan bersama kementerian/lembaga terkait dan Satgas Pangan Polri, serta evaluasi di tingkat Kementerian Koordinator Bidang Pangan terhadap kepatuhan importir, termasuk kemungkinan sanksi atas keterlambatan realisasi impor dan pelanggaran perizinan. []