JAKARTA—Kementerian Perdagangan memproyeksikan pasokan daging sapi dan kerbau berada dalam zona defisit pada Mei mendatang.
Untuk itu perlu pasokan terutama di kawasan Jabodetabek dan Bandung Raya karena konsentrasi konsumsi berada di wilayah ini, lewat ketersedian daging impor maupun produksi lokal.
Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kemendag Syailendra menyampaikan proyeksi mengacu pada hasil perhitungan pemerintah terhadap neraca daging.
“Kami memperkirakan kebutuhan daging itu lebih kurang 52.156 ton pada Maret. Kemudian April naik menjadi 59.979 ton, dan Mei naik lagi menjadi 76.769 ton,” papar Syailendra dalam diskusi ‘Mahalnya Harga Daging Sapi dan Kerbau, Apa Solusinya?’, Senin (29/3/21).
Kemendag mencatat kebutuhan di wilayah Jabodetabek dan Bandung Raya berkontribusi lebih dari 20 persen kebutuhan bulanan secara nasional, yakni 14.828 ton pada Maret, 17.052 ton pada April, dan 21.827 ton pada Mei 2021.
Sekalipun 50 persen distribusi daging sapi beku impor dialokasikan ke wilayah ini, maka neraca pada Mei masih defisit sebesar 9.424 ton.
Syailendra menyebutkan pasokan daging sejatinya memadai karena populasi sapi di dalam negeri cukup besar. Dia menyebutkan kunci dari stabilitas harga untuk wilayah dengan konsumsi tinggi adalah mobilisasi dan percepatan realisasi impor.
Dia mengklaim sudah berkeliling ke berbagai daerah dan harganya Rp105 ribu per kilogram, hanya memang perlu penyaluran ke daerah yang konsumsinya tinggi.
Distribusi dan realisasi impor pun diharapkan bisa dilakukan tepat waktu. Syailendra mengatakan sejumlah pemasok utama telah mengajukan impor untuk menutup defisit pasokan pada Mei.
Pemasok itu antara lain, Asosiasi Pengusaha Importir Daging Indonesia (Aspidi) dengan volume 2.000 ton, Asosiasi Pengusaha Protein Hewan Indonesia (APPHI) sebanyak 3.830 ton, PT Berdikari sebanyak 893 ton, dan Perum Bulog sekitar 20.000 ton daging kerbau India.
Dirjen berharap daging kerbau impor bisa masuk sebelum perayaan Idulfitri demi tetap menjaga stabilitas harga dan psikologis pasar. Komoditas tersebut telah terbukti mencegah terjadinya lonjakan harga.
Bulog, katanya mendapatkan penugasan 80 ribu ton. Informasi akan masuk Maret 2,772 ton, April 20.024 ton dan Mei 14.668 ton.
“Kami harap masuk sebelum Hari Raya. Hitungan kami pasokan kerbau sebesar 30 sampai 40 persen kebutuhan bisa menstabilkan harga,” pungkas dia.
Untuk diketahui Info Harga Pangan Jakarta mencatat harga daging sapi murni pada 30 Maret 2021 mencapai rata-rata Rp125.568 per kilogram di pasar tradisional dan Rp130.245 per kilogram untuk daging sapi has (paha belakang).