hayed consulting
hayed consulting
octa vaganza

Kemendag Pastikan Program B50 Tak Ganggu Pasokan CPO dan Minyak Goreng

Kemendag Pastikan Program B50 Tak Ganggu Pasokan CPO dan Minyak Goreng
Kemendag Pastikan Program B50 Tak Ganggu Pasokan CPO dan Minyak Goreng/dok.peluangnews

PeluangNews, Jakarta – Kementerian Perdagangan (Kemendag) memastikan kebijakan biodiesel 50 (B50) tidak akan mengganggu pasokan minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) untuk kebutuhan minyak goreng di dalam negeri. Dengan demikian, masyarakat tidak perlu khawatir akan terjadinya kelangkaan bahan pokok tersebut.

“Tidak, tidak (berpengaruh). Kita negara penghasil sawit terbesar di dunia dan CPO adalah salah satu produk turunannya,” ujar Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri (Dirjen PDN) Kemendag Iqbal Shoffan Shofwan di Kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta, Kamis (23/10)

Iqbal menegaskan ketersediaan CPO di Indonesia dalam kondisi aman. Sejak diberlakukannya Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor 18 Tahun 2024 tentang Minyak Goreng Sawit Kemasan dan Tata Kelola Minyak Goreng Rakyat, Indonesia tidak lagi mengalami kelangkaan minyak goreng seperti beberapa tahun lalu.

Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa minyak goreng di Indonesia memiliki beberapa lapisan pasar, mulai dari minyak goreng premium, merek menengah (second brand), hingga MinyaKita sebagai produk minyak goreng rakyat.

“Jadi kalau ketersediaan CPO di Indonesia itu, kita nggak perlu khawatir, ya,” tambah Iqbal.

Sementara itu, pemerintah tengah menyiapkan penerapan mandatori B50, yaitu bahan bakar solar dengan campuran 50 persen bahan nabati (fatty acid methyl ester/FAME) yang berasal dari CPO. Kebijakan ini ditargetkan mulai berlaku pada tahun 2026, sejalan dengan upaya pemerintah mengurangi impor solar.

Menanggapi meningkatnya kebutuhan CPO akibat program tersebut, Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menyampaikan rencana pembatasan ekspor CPO hingga 5,3 juta ton untuk mendukung pelaksanaan biodiesel B50.

“Program mandatori B50 membutuhkan CPO hingga 5,3 juta ton,” kata Amran dalam konferensi pers usai rapat terbatas bersama Presiden Prabowo Subianto di Istana Kepresidenan Jakarta, Kamis (9/10).

Amran menjelaskan, produksi CPO Indonesia saat ini mencapai sekitar 46 juta ton per tahun, dengan sekitar 20 juta ton diolah untuk kebutuhan domestik dan 26 juta ton diekspor ke luar negeri. (Ant/Aji)

Baca Juga:Bahlil: Indonesia Terbebas Impor Solar Bila Biofuel B50 Pada 2026 Diterapkan(Buka di tab peramban baru)

pasang iklan di sini