
Peluang News, Jakarta-Menjelang puncak ibadah haji 1446 H/2025 M di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna), Kementerian Agama (Kemenag) RI terus memperkuat koordinasi dan kesiapan petugas lapangan. Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Hilman Latief mengingatkan pentingnya menjaga daya tahan moral dan fokus penuh seluruh petugas haji Indonesia di Arab Saudi.
“Ini baru sepertiga dari keseluruhan tahapan haji. Jangan sampai moral petugas turun. Kita harus tetap kerja keras dan menjaga konsistensi,” ujar Hilman sesaat setelah tiba di Bandara Internasional King Abdulaziz, Jeddah, Sabtu (24/5/2025), dalam arahannya kepada tim Media Center Haji (MCH) dan petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi.
Hilman menekankan bahwa saat ini prioritas utama adalah verifikasi ulang data jemaah. Ia menyebutkan bahwa banyak terjadi perubahan jumlah jemaah di hotel, perpindahan maktab, hingga pergeseran titik lokasi di Arafah.
“Semua data harus diverifikasi ulang. Tidak bisa mengandalkan data awal. Kami lakukan pengecekan ulang untuk mengetahui lokasi pasti jemaah, maktabnya, serta penyedia layanan yang bertanggung jawab,” jelasnya.
Validitas data menjadi kunci sebelum memulai tahap krusial selanjutnya: pergerakan jemaah menuju Arafah. Sebanyak 221.000 jemaah asal Indonesia akan digerakkan dalam waktu terbatas, sehingga logistik dan manajemen operasional harus berjalan dengan presisi tinggi.
“Setelah data selesai, kita masuk tahap pergerakan. Ini tahapan paling menantang karena waktunya singkat, jemaahnya besar, dan kita dituntut menjalankan ritme kerja 24 jam penuh,” tegas Hilman.
Ia juga menyoroti pentingnya kerja sama dengan delapan syarikah atau penyedia layanan lokal. “Jumlah syarikah bukan hanya soal kuantitas, tapi soal kepastian layanan. Kita tidak bisa main asumsi. Semua harus konkret dan terkonfirmasi di lapangan,” lanjutnya.
Dirjen PHU mengingatkan bahwa kesalahan dalam konsolidasi data bisa menimbulkan hambatan serius dalam mobilisasi massal jemaah, seperti penumpukan atau salah alokasi.
Untuk mengantisipasi itu, Kemenag telah menyiapkan tim monitoring khusus ke lokasi Arafah dan maktab jemaah serta membentuk satuan cepat tanggap yang siap menangani dinamika teknis selama pelaksanaan puncak ibadah haji di Armuzna.