KEDIRI—-Kelompok Tani bersama Petugas Penyuluhan Lapangan (PPL) Kabupaten Kediri menginovasi alat yang bisa mengolah batok kelapa menjadi pupuk asap cair. Bahan yang dihasilkan dapat digunakan sebagai pengganti pupuk pestisida kimia.
Tempat pelatihan pembuatan terletak di Desa Plosorejo, Kecamatan Gampengrejo Kabupaten Kediri. Pupuk dihasilkan ini menjadi pestisida nabati yang mampu meningkatkan kekebalan tanaman.
Juru Bicara PPL Najibul Fikri menyampaikan, pupuk asap cair merupakan hasil kondensasi atau pengembunan dari uap, hasil pembakaran bahan bahan yang mengandung liknin, senyawa karbon dan selulosa yang terkandung di batok kelapa.
Selama ini limbah tersebut kurang dimanfaatkan oleh petani. Prinsip kerja asap cair menggunakan metode pirolisis yakni, penguraian dengan bantuan panas tanpa adanya oksigen.
Untuk membuat pupuk asap cair ini, batok kelapa terlebih dulu dikeringkan dan dipotong-potong kecil agar kadar air dapat berkurang.
Selanjutnya, batok kelapa dipanaskan dalam tabung dengan temperatur mencapai 300 sampai 650 derajat. Alatnya, menggunakan kompor tabung elpiji selama 10 hingga 15 menit.
“Jika asap sudah mengumpul maka akan dialihkan ke tabung freon yang mempunyai fungsi asap bisa menjadi cairan. Untuk 100 kilogram batok kelapa kering bisa menghasilkan 25 liter asap cair,” papar Najibul seperti dilansir Beritajatim, Senin (31/8/20).
Pupuk cair ini mampu mengusir dan membunuh pelan-pelan hama, juga mampu mengobati dan menghilang jamur serta bakteri dari tanaman.
“Kita sengaja memanfaatkan batok kelapa, selain banyak dibuang karena dianggap limbah, juga mudah didapat,” ujar Najibul.
Sebagai catatan pupuk cair asap ini dijual Rp30 ribu per liter. Ke depan, para petani ditargetkan mampu memanfaatkan teknologi ini sebagai pengganti kimia bagi tanaman