Berita  

Kelompencapir Club Discussion Usulkan Pendidikan Koperasi Masuk Kurikulum Nasional

Peluang News, Jakarta — Wakil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Prof. Atip Latipulhayat, S.H., LL.M., Ph.D., menerima audiensi dari Kelompencapir Club Discussion dalam pertemuan yang berlangsung di Ruang Bali, Gedung A Lantai 2, Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah RI, Senayan, Jakarta.

Pertemuan yang digelar pada Senin (19/5), mengangkat topik “Literasi Perkoperasian untuk Pendidikan Dasar dan Menengah”.

Dalam kesempatan tersebut, founder Kelompencapir Club Discussion Dr. Dewi Tenty Septi Artiany, S.H., M.H., M.Kn., AIIArb., menyampaikan pentingnya memperkenalkan koperasi sejak dini.

“Kami melihat bahwa rendahnya literasi perkoperasian di kalangan generasi muda merupakan tantangan serius. Padahal koperasi adalah tulang punggung ekonomi kerakyatan,” ujar Dewi.

Ia menambahkan, “Indonesia punya lebih dari 131 ribu unit koperasi, tapi kontribusinya terhadap PDB nasional hanya 5 persen, dan itu pun didominasi oleh koperasi simpan pinjam.”

Lebih lanjut, Dewi menyinggung hilangnya materi pendidikan perkoperasian dari kurikulum nasional.

“Ini adalah bagian yang hilang. Kami percaya, kalau koperasi dikenalkan secara sistematis dari SD hingga perguruan tinggi, maka akan tercipta generasi baru yang paham dan mampu mengelola koperasi secara sehat,” tegasnya.

Prof. Atip menyambut baik masukan tersebut. “Kami apresiasi inisiatif ini. Literasi koperasi memang penting, dan akan kami pertimbangkan agar bisa masuk dalam kurikulum, tentunya melalui kajian yang matang dan sinergi lintas kementerian,” ujarnya dalam pertemuan.

Selain Dr. Dewi Tenty, hadir pula sejumlah tokoh dari Kelompencapir Club Discussion, antara lain Dr. Fully Handayani Ridwan, S.H., M.Kn., AIIArb., Dr. Yurisa Martanti, SH., MH., Dr. Nurnaningsih, SH., MH., Pria Takari Utama, SH., M.Kn., Dr. Tuti Setiamurni, SH., MH., dan Dede Tresnawati, S.H.

Diskusi ini juga menyinggung langkah Presiden Prabowo yang mencanangkan pendirian 80.000 Koperasi Desa Merah Putih.

“Ini momentum besar. Tapi jika tidak dibarengi dengan pemahaman masyarakat, terutama generasi muda, koperasi akan sulit bertahan,” tambah Dewi.

Berdasarkan survei Indonesian Consortium for Cooperative Innovation (ICCI), hanya 6% anggota koperasi berasal dari Gen Z.

“Ini menunjukkan bahwa minat generasi muda terhadap koperasi sangat rendah,” ujar Dr. Fully menambahkan.

Audiensi ini diakhiri dengan harapan agar literasi koperasi tidak hanya menjadi bagian dari teori, namun juga praktik nyata di sekolah-sekolah.

Kelompencapir Club Discussion menekankan bahwa koperasi bisa menjadi instrumen penting dalam pemerataan ekonomi dan pencapaian Asta Cita Presiden Prabowo, khususnya dalam pengembangan kewirausahaan dan industri kreatif.

Exit mobile version