JAKARTA—Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian Suwandi mendorong kaum milenial untuk terjun ke sektor pertanian, karena banyak peluang bisnis yang memerlukan sentuhan kaum milenial.
Ia mencontohkan, komoditas tanaman hias, sayuran, hingga buah disukai kaum milieal. Pasarnya bagus, tantangan ada, serta permodalan yang cukup.
Sementara untuk komoditas perkebunan yang prospektif ada perkebunan sawit, kopi, kakao dan lainnya. Dia juga menyarankan komoditas konvensional seperti padi.
“Begitu juga untuk peternakan ada penggemukan sapi, peternakan unggas dan ayam kampung dan lainnya,” ujar Suwandi dalam webinar “Jadi Petani Milenial, Kenapa Tidak, Selasa, 31 Agustus 2021, Selasa (31/8/21).
Kehadiran kaum milenial di sektor pertanian sangat diperlukan agar ketersediaan pangan lokal bisa berkembang dan Indonesia tidak lagi bergantung dengan pangan impor.
Dia meminta anak muda untuk mendukung komitmen Kementan agar pangan Indonesia memasok dunia, bukan berpikir untuk impor-impor lagi.
Sementara Guru Besar IPB, Profesor Hermanto Siregar mengatakan bahwa sektor pertanian sejauh ini merupakan sektor penyelemat bagi jutaan orang yang kehilangan lapangan pekerjaan. Apalagi menurut dia, angka pengangguran sampai 2021 ini kurang lebih mencapai 11,4 persen.
“Karena itu pertanian adalah sumber pekerjaan yang dominan dan angkanya selama pandemi mencapai 30 persen,” ujar Hermanto.
Dukungan pemerintah terhadap pengelolaan petani muda perlu dodorong secara serius. Terutama dalam menghadapi gelombang petani tua yang semakin menurun.
“Yang mau saya tekankan pada SDM pertanian itu adalah menghadapi beberapa kritikal. Yang paling utama adalah usia petani yang semakin tua. Ini masalah buat kita,” katanya.
Hermanto mengapresiasi upaya pemerintah dalam melakukan pelatihan 1 juta petani milenial dan ruang pusat data Agriculture War Room (AWR) yang mampu menjangkau persoalan pertanian di lapangan.
“Kostratani menurut saya sangat bagus sekali ya karena pendekatannya dengan semua lini bisa terjangkau. Termasuk dengan kampus, pemasaran hasil pertanian, bahkan perlindungan hak petani. Saya kira ini luar biasa,” katanya.