Site icon Peluang News

Kasus Covid-19 Tembus 1.232 Orang, Bogor Perpanjang PSBM

Bima Arya-Foto: Mediaindonesia.

BOGOR—-Wali Kota Bogor Bima Arya akhirnya memperpanjang Pembatasan Sosial Bersakala Mikro dan Komunitas (PSBMK) hingga 13 Oktober 2020.  Alasannya hingga 29 September 2020 pukul 21.00 kasus positif Covid-19 di wilayahnya menembus 1.232 orang dan 46 meninggal.

Selain itu menurut data Dinas Kesehatan Kota Bogor  dari jumlah sembuh 850 orang (70%), dan masih sakit 336 orang (26%).

Bima mengakui,  secara keseluruhan Bogor kembali masuk kategori merah setelah seminggu sebelumnya oranye. Jadi, PSBMK ini akan berlanjut sampai dua minggu ke depan  dan untuk kita akan evaluasi berdasarkan data-data yang ada,” ungkap Bima Selasa 29 September 2020.

Dia menuturkan  perpanjangan PSBMK didorong juga adanya fluktuasi pada 3 indikator dari 14 indikator yang menjadi referensi dalam menentukan level zona pada suatu daerah.

“Pertama adalah meningkatnya angka kematian, kedua adalah menurunnya sedikit angka kesembuhan dan yang ketiga adalah keterisian rumah sakit yang semakin tinggi. Karena itu, tiga indikator itu akan kita perbaiki,” ungkapnya.

Dikatakannya, berdasarkan data, bahwa dari angka kematian yang ada sebagian besar itu atau 80% disebabkan oleh komorbid.   Fakta ini mengonfirmasi bahwa orang dengan penyakit bawaan memiliki risiko yang lebih tinggi.

Berdasarkan jenis kelamin, tingkat kematian tinggi terjadi pada laki-laki. Sementara usia produktif mendominasi kasus positif (usia 20-59 tahun tercatat 821 kasus).

“Tetapi  pada sisi lain kita lihat juga ada tren naik dari anak-anak yang terpapar kasus covid positif (usia balita tercatat 27 kasus dan 6-19 tahun tercatat 117 kasus),” papar Bima.

Klaster keluarga yang ada di Kota Bogor bila dibedah kembali itu sebetulnya beririsan dengan klaster luar kota dan perkantoran.

Jadi, sebagian besar dari kasus keluarga adalah terpapar dari anggota keluarga yang bekerja di luar kota, ke luar kota dengan tujuan apapun, atau beraktivitas di luar kota kemudian menulari anggota rumah tangganya.

“Anak-anak yang terpapar sebagian besar adalah anak-anak yang tidak keluar rumah. Jadi, terpapar oleh usia produktif,” kata tutup dia.

Exit mobile version