Seperti halnya bisnis-bisnis lain, Kopindosat adalah salah satu yang terdampak pandemi Covid-19 yang sudah melewati tahun kedua. Meskipun pencapaian hanya 70 % dari rencana, koperasi ini mampu bertahan. Bahkan mendapatkan kepercayaan dari LPDB-KUMKM hingga lembaga pendidikan seperti IPB. Seperti apa perkembangannya, berikut wawancara Peluang dengan Ketua Pengurus sekaligus sebagai Direktur Utama Kopindosat Wahono.
Bagaimana saat ini perkembangan Kopindosat?
Pada pandemi kedua, kami tetap fokus di tiga bisnis dulu agar Kopindosat tetap survive. Pertama jasa teknik, yang kedua rental, yang ketiga mempertahankan trading. Pada 2021 ada pertum-buhan 7,1%. Sayangnya untuk pencapaian kami hanya bisa mendapatkan 70% dari rencana. Pada RAT tahun lalu, kita terlalu optimis dan berasumsi situasi akibat pandemi akan membaik pada triwulan kedua 2021. Namun pada Juni hingga Juli adanya delta, ini sangat mempengaruhi ritme ekonomi. Syukurnya kita punya andalan di jasa teknik. Kita mendapat tambahan order dan tambahan permintaan dari mitra kita Ericsson, Centratama, Huwawei dan Indosat.
Bisnisnya sebetulnya ada berapa?
Untuk bisnis kita sebetulnya mempunyai 7 unit, di antaranya jasa teknik, rental, general trading dan retail services (melayani afiliasi). Unit retail services ini mengelola marketing Indosat, dan mengelola tenaga kerja khusus marketing. Kami juga punya unit bisnis properti yang saat ini masih tiarap, serta unit Food and Beverages (F&B). Untuk unit (F&B) ini ada bagian pelayanan dan bisnis, hingga permintaan khusus dari Indosat kalau ada event tertentu. Laba bersih naik hingga 11,3%, pendapatan naik 7,1% lebih banyak disupport jasa teknik. Walaupun ada pandemi kami masih bisa berjalan, karena support pemerintah untuk proyek telekomunikasi.
Detailnya?
Pencapaian pendapatan kami hampir mendekati Rp1 triliun itu, antara lain bersumber dari empat unit bisnis terbesar dari tujuh unit bisnis yang dikelola. Empat besar tersebut adalah dari pendapatan bisnis Jasa Teknik dan Perizinan sebesar Rp117,5 miliar (60 persen); General Trading Rp34,7 miliar
(18 persen); Retail Services Rp22,7 miliar (12 persen); dan Unit Bisnis Rental Rp8,4 miliar (4 persen). Unit lainnya adalah pendapatan Food and Beverages Rp7,3 miliar
(4 persen) dan Simpan Pinjam Syariah Rp3,5 miliar (2 persen). Sedangkan kontribusi dari anak perusahaan Kopindosat adalah
PT Personel Alih Daya sebesar Rp701 miliar; PT Jaringan Solusi Teknik Rp8,7 miliar dan Kopindosat Tour Travel (KTT) Rp1,1 miliar.
Apakah Kopindosat mendapat dukungan pemerintah?
Kopindosat masuk sebagai koperasi berprestasi tingkat nasional, dari perizinan kita banyak kordinasi dengan kementerian, hingga kita dijadikan tolok ukur untuk koperasi USPPS terutama untuk mendapatkan izin usaha. Kita sudah menjadi contoh, kita membantu mengasistensi koperasi konvensional menjadi syariah. Kita punya unit simpan pinjam syariah. Pada 2017 kami termasuk pionir kopkar yang punya unit simpan pinjam dan pembiayaan syariah (USPPS).
Ada tantangan bagi Kopindosat selama 2021?
Kopkar itu seharusnya interaksi antara anggota koperasi dengan pengurus aktif. Interaksi ini yang belum berjalan aktif. Biasanya anggota hanya menunggu SHU. Lalu bagaimana kita mencoba interaksi antar anggota seperti Kopindosat Day, bazaar, pelatihan koperasi, yang memungkinkan anggota koperasi dan pengurus berinteraksi secara rutin.
Kedua, kita mengadakan pelayanan yang memungkinkan touch (bersentuhan) dengan kita, misalnya adanya pelayanan pembiayaan tanpa agunan, sebagai sarana agar anggota touch dengan kita.
Yang sulit adalah kerja sama bisnis dengan anggota. Saat ini ada anggota yang mempunyai produk roti. Setidaknya ada tiga produk roti yang dititip ke toko kita luar biasa laku. Namun karena pandemi, toko kita di gedung Indosat terpaksa harus tutup karena gedungnya juga lockdown. Lainnya, ada anggota yang punya lahan kita bangun properti, ada anggota yang punya peternakan sapi, kita juga modali. Ada juga rintisan, kita ingin anggota punya rental kita melibatkan. Ada yang dari Alphard, Innova, Avanza, kendaraan premium dan passenger. Namun yang kami butuhkan agar anggota memberikan saran secara aktif dan terbuka.
Ada terobosan lain agar anggota merasa memiliki Kopindosat?
Kami berupaya memberikan kemanfaatan jangka panjang untuk anggota. Yang sudah kita lakukan menjalin kerja sama dengan IPB University agar dapat slot untuk menerima anak-anak anggota sebagai mahasiswa baru. Anak-anak anggota tetap melakukan tes mandiri. IPB memberikan slot untuk Kopindosat. Rencananya kita akan tingkatkan kerja sama ini dengan UGM, Brawijaya, Unair. Indosat akan bekerja sama B-to-B dengan universitas. Kampus kami lobi untuk memberikan slot bagi putra-putri anggota Kopindosat. Kemarin ada enam mahasiswa yang diterima di IPB. Tentu ada kriteria nilai rapot tertentu. Semua Fakultas terbuka.
Selain itu?
Kita mengangkat pemanfaatan Kopindosat setiap tahun. Ada benefit langsung, ada profit. Kami juga menawarkan ada asuransi Kesehatan dan kami tidak ambil untung sama sekali. Kami bekerja sama dengan sebuah perusahan asuransi yaitu Tafakul, ada asuransi jiwa, ada unit simpan pinjam syariah hingga kita bisnis bareng. Sampai hari ini Kopindosat memberikan keuntungan.
Harapan ke depan?
Kopindosat ingin menjadi koperasi modern. Anak perusahaan kita sudah berada pada proses IPO, saat ini dalam tahap registrasi satu. Kita juga ingin menjadi koperasi yang full digital. Untuk proses internal, kami bangun proses digital ERP (Enterprise Resource Planning) secara bertahap. Sedangkan interaksi dengan anggota juga kami digitalisasi. Kami buat aplikasi MyKopin dan secara bertahap menuju aplikasi yang modern.
Target lain?
Kita menargetkan omzet antara Rp1,5 hingga Rp2 triliun pada 2024. Sekarang berada di Rp900 miliar atau sekitar Rp1 triliun. Sementara untuk anggota saat ini mencapai 2.440 orang, Kita ingin garap teman-teman dari Tri (operator yang merger dengan Indosat) sekitar 880 karyawan, menjadi anggota Kopindosat.
Apa tema RAT tahun ini?
Kami punya tagline berkembang dengan semangat kreativitas dan inovasi bisnis. Kalau tahun lalu kita temanya lebih kepada kolaborasi. Kita sudah berkolaborasi dengan berbagai lembaga. Kita harus naik kelas lagi, kreativitas dan inovasi.
Bagaimana dengan pendanaan dari LPDB?
Dari LPDB, kami dipercaya untuk mengelola Rp101 miliar untuk pembiayaan bisnis jasa Teknik dan Car Rental. Support LPDB luar biasa. Kita memang ikut membantu trisukses LPDB-KUMKM, sukses penyaluran, sukses pemanfaatan dan sukses pengembalian. Karena ini uang APBN kita hati-hati betul mengelolanya. Hasil Monev kemarin kami lulus. Kita juga sudah diaudit oleh auditor LPDB-KUMKM. Kami menggunakan skema syariah. (Irm)