DUA PERIODE menjabat Wali Kota Tangerang Selatan (Tangsel) sejak 2011, membuat Airin Rachmi Diany bertekad ingin menorehkan sejarah untuk masa kepemimpinannya. Salah satu sejarah yang ingin ditoreh adalah menjadikan Tangsel sebagai kota koperasi melalui program, Satu Koperasi Seribu UKM.
“Saya percaya melalui koperasi, UKM-UKM yang ada di wilayah Tangsel bisa bersatu untuk menyelesaikan berbagai masalah dan akhirnya berujung pada peningkatan kesejaterahan masyarakat,” kata perempuan kelahiran Banjar, 28 Agustus 1976 ini.
Peraih Mojang Provinsi Jawa Barat 1995 dan Puteri Pariwisata dan Puteri Favorit dalam Pemilihan Puteri Indonesia 1996 ini mengawali karirnya sebagai notaris di wilayah Tangerang sejak 1999 hingga 2008, di mana Airin menjadi pejabat pembuatan akta tanah di wilayah Tangerang sebelum terpilih menjadi Wali Kota Tangerang.
Majalah PELUANG berkesempatan berbincang dengan walikota lulusan Magister Fakultas Hukum Universitas Pajajaran ini. Kepada Irsyad Muchtar, ia memaparkan keseriusan dalam mengembangkan program yang pro Koperasi dan UKM. Di antaranya dukungan kebijakan, program, kegiatan dan anggaran yang berorientasi peningkatan kualitas Koperasi dan UKM agar mandiri dan tangguh. Berikut petikannya.
Bagaimana implementasi satu koperasi seribu UKM itu?
Pertama kita melakukan pendataan. Sehingga bisa diketahui berapa koperasi yang aktif dan pasif. Lalu kita lakukan pembenahan manajemen terhadap koperasi itu sendiri. Kalau yang aktif kita dorong, tetapi kalau yang pasif dan tidak aktif, sebaiknya tidak usah. Tetapi yang aktif dan semi aktif harus kita dorong, kita buat kalau bisa bergabung bersama-sama berapa koperasi, sehingga tidak lagi secara kuantitas tetapi juga kualitas.
Dari situ, setelah kita melakukan pendataan, kita baru melaksanakan program sesuai jenis dan karakter dari koperasi itu sendiri.
Bentuk dukungan yang sudah diberikan?
Pemkot Tangsel memfasilitasi pengembangan dan produk unggulan UKM (branding Tangsel) melalui bimbingan teknis pendampingan. Kami juga berikan akses pembiayaan (CSR) program bina lingkungan, unit pengelolaan dana bergulir, standarisasi (pirt, halal, desain kemasan dan labeling), hingga peningkatan kualitas inkubasi melalui puspitek, perguruan tinggi, akademisi.
Dukungan lainnya adalah memfasilitasi sarana pemasaran produk UKM dengan membangun gedung inovasi di sunburst yang saat ini sedang dalam proses. Selain itu kami memfasilitasi gerai pemsaran produk UKM di tujuh kecamatan
Kendala yang Anda hadapi ?
Banyak. Tetapi kalau kita mengurai satu-satu, maka kita bisa menyelesaikan. Contohnya, keanggotaan. Kedua, iurannya. Ketiga, kelembagaan serta beberapa hal. Tetapi pada intinya kalau mereka tahu apa yang harus dilakukan saat pendirian koperasi itu, maka itu akan memudahkan. Kami sebagai pemerintah hanya fasilitator. Tetapi maju dan mundurnya koperasi tergantung anggotanya.
Ikon satu koperasi seribu UKM memberikan harapan pada masyarakat?
Oh, iya. Kalau bergabung dengan koperasi teman-teman UKM ini tidak kecil, tetapi satu kelompok besar. Mereka saling berbagi pengalaman, saling melihat apa yang bisa dilakukan. Persoalan UKM itu pertama akses dan pemordalan, kedua skill dan kemampuan dan ketiga pemasaran. Dengan ketiga hal itu digabung dalam satu koperasi bisa diselesaikan ketiga persoalan itu.
Sebelum akhir masa jabatan target minimum apa?
Insya Allah 2021 selesai. Amin. Cita-cita menjadi kota koperasi bisa terlaksana. Tidak melihat berapa jumlah koperasi, tetapi kualitas koperasi itu sendiri dan bisa memandirikan dan memajukan para pelaku UKM. Ujung akhirnya peningkatan kesejahteraan masyarakat. (Irvan)