Peluang News, Tangerang – Sebanyak 140 karyawan dan pengurus Koperasi Syariah Benteng Mikro Indonesia (Kopsyah BMI) mendapat pembekalan top manajemen di Vivere Hotel Gading Serpong, Tangerang, Banten, baru-baru ini.

Saat pembekalan itu, Direktur Utama Kopsyah BMI Kamaruddin Batubara mengingatkan para pengelola kopsyah ini tidak melupakan definisi koperasi yang sesungguhnya.
“Kita membangun koperasi yang benar dengan empat pilar yaitu: empower, enhance, enable, engage,” kata Kamaruddin, yang biasa disapa Kambara itu.
Dia merinci arti dari empat pilar tersebut. Pertama, empower (pemberdayaan) yang berarti memberi kekuatan penggerak kepada anggota untuk menyelesaikan permasalahan dan mendampingi usahanya agar terus meningkat.
Menurut Kambara, koperasi yang benar harus memiliki pendampingan terhadap usaha anggota. “Koperasi kita bukan sekadar simpan pinjam. Kita harus bisa melahirkan koperasi yang berdaya, memiliki pemberdayaan. Anggota yang ekonominya pas-pasan harus meningkat ekonominya,” jelasnya.
Kedua, enhance (meningkatkan). Artinya, menambah atau memperbaiki nilai, kualitas, keinginan, atau daya tarik anggota ataupun karyawan untuk mengakses usaha yang dimiliki oleh koperasi BMI.
Koperasi BMI Grup, lanjutnya, harus bisa menguasai tiga aktivitas ekonomi yang terdiri dari produksi, distribusi dan konsumsi. Setiap cabang harus bisa memberikan kontribusi dan meningkatkan piutang melalui penjualan produk koperasi konsumen dan penggunaan jasa koperasi BMI.
“Seluruh karyawan harus menguasai distribusi dan pemasaran, bagaimana mengkoneksikan produk-produk, fokus di situ aja, maka kinerja akan terus meningkat,” tandasnya.
Perlu diketahui, Kopsyah BMI tergabung dalam koperasi BMI Grup yang terdiri dari dua koperasi primer lainnya yaitu Koperasi Konsumen Benteng Muamalah Indonesia (Kopmen BMI) dan Koperasi Jasa Benteng Mandiri Indonesia (Kopjas BMI) yang dikoneksikan oleh Koperasi Sekunder Benteng Madani Indonesia (Kopsek BMI).
Ketiga, enable (mengaktifkan). Artinya, bagaimana karyawan mampu menumbuhkan budaya belajar dan terus bertumbuh.
Dia mengatakan, karyawan penting untuk mengaktifkan budaya pembelajaran dan pertumbuhan diri. Hal ini berarti menciptakan lingkungan di mana karyawan didorong untuk terus mengembangkan keterampilan dan pengetahuannya.
“Seluruh manajer harus mampu menumbuhkan kemampuan diri dan terus belajar. Pertumbuhan dapat dicapai dengan menciptakan peluang untuk kolaborasi dan berbagi pengetahuan di antara karyawan di kantor cabang,” tutur Kambara.
Keempat, engage (keterlibatan). Bagaimana karyawan dapat mendorong partisipasi aktif dan rasa kepemilikan dari anggota. Keterlibatan anggota dan karyawan diharapkan dapat memberikan kontribusi terbaik dalam mencapai kinerja yang luar biasa.
“Anggota harus terlibat secara aktif, Jika mereka aktif, maka mereka akan menjadi lebih tertarik dan termotivasi untuk mencapai peningkatan kinerja.”
Kambara juga mengingatkan arti Ideologi koperasi tentang cita-cita dan jiwa koperasi. Apa yang menjadi cita-cita dan bagaimana jiwanya. Setiap pengurus idealnya wajib memahami ideologi koperasi yang terdiri dari solidaritas, pemberdayaan, peduli sesama, gotong royong, kesejahteraan bersama, kemandirian dan kekeluargaan.
“Sikap kita harus menunjukkan kita adalah orang koperasi yang berjuang menumbuhkan koperasi. Inilah evaluasi yang diperlukan dari sekadar angka-angka,” kata Kambara.
Sementara itu, Direktur Keuangan Kospyah BMI Makhrus menyampaikan laporan kinerja Kopsyah BMI per akhir April 2024. Dia menyebutkan akhir April 2024, sisa hasil usaha Kopsyah BMI sudah mencapai titik surplus.
Hal itu terjadi karena kerja sama antar seluruh elemen. Partisipasi aktif dari karyawan dan anggota untuk menumbuhkan lingkungan melalui kolaborasi, kreativitas, dan kinerja tinggi. []