
Peluangnews, Kabupaten Bogor – Puluhan mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen (STIM) Budi Bakti, Jalan Parung Bogor, Desa Jampang, Kabupaten Bogor terhipnotis mendengarkan paparan Presiden Direktur Koperasi BMI Grup Kamaruddin Batubara tentang koperasi syariah.
Kampus di bawah naungan Yayasan Dompet Dhuafa-Republika ini, memiliki mata kuliah koperasi sebanyak 3 SKS. Kambara sapaan akrab Kamaruddin Batubara, mendapat banyak pertanyaan tentang praktek Model BMI Syariah. Padahal temanya tentang digital marketing
Seperti Zidan, mahasiswa semester 6 STIM Budi Bakti yang menanyakan apa rencana Kopsyah BMI menyambut Indonesia Emas 2045. Baginya Kopsyah BMI telah banyak memberikan kontribusi positif ke tengah masyarakat.
“Kalau mau Indonesia Emas, kita harus mengembalikan koperasi sebagai soko guru dan khittah-nya sebagai pondasi ekonomi Indonesia. Di Pasal 33 UUD 1945 jelas menolak penguasaan sumber-sumber vital negara oleh swasta (privatisasi). Dengan begitu, BUMN harus berbentuk koperasi, agar semua masyarakat merasakan manfaatnya. Bukan kapitalisme yang hanya diisi segelintir orang. Karena koperasi yang dicapai adalah manfaatnya bagi masyarakat bukan profit oriented,” jawab Kambara.
Koperasi yang dicontohkan oleh Bung Hatta adalah koperasi yang mengandung semangat gotong royong adat istiadat Indonesia. Bagaimana ide-ide gotong royong dalam budaya Minangkabau mampu menopang perekonomian masyarakat dan kemanakan Ninik Mamak yang diistilahkan sebagai batobo.
Sama halnya dengan adat istiadat Dalihan Natolu di masyarakat Tapanuli yang juga dapat membentuk struktur koperasi yang tahu fungsi dan tugasnya masing-masing. Bila seseorang berada pada kedudukan mora, maka dia lah yang bertanggungjawab sebagai ketua/pimpinan, dan anak boru sebagai pekerja yang bertanggung jawab menyelesaikan pekerjaan.
“Hal-hal ini yang harus kita munculkan dalam semangat berkoperasi di Indonesia. Koperasi yang sangat Indonesia,” jelasnya.
Kapitalisme
Kambara juga menghubungkan kapitalisme dengan fenomena judi online yang marak saat ini. Sumber kebahagiaan dalam sistem kapitalsime adalah materi. Kapitalisme menjadikan materi atau uang di atas segalanya. Tak perduli caranya salah dan merugikan orang banyak. Sehingga persepsi inilah yang kemudian membentuk masyarakat yang menghamba pada uang atau ingin cepat kaya secara instan. Cara cepat itu berjudi.
“Tidak ada yang kaya dengan berjudi, kalau mau kaya, nggak mungkin ada kampus ini. Mulai saat ini mari tinggalkan praktik perjudian online atau perjudian secara langsung, karena sejatinya keuntungan dari perjudian adalah sebuah harta yang haram karena di hasilkan dengan cara yang batil dan dipastikan tidaklah ada keberkahan di dalamnya,” tegasnya.
Holding Koperasi BMI
Ada 3 koperasi primer di Koperasi BMI Grup yakni Kopsyah BMI (Koperasi Syariah Benteng Mikro Indonesia), Kopmen BMI (Koperasi Konsumen Benteng Muamalah Indonesia) dan Kopjas BMI (Koperasi Jasa Benteng Mandiri Indonesia) yang disinergikan lewat Koperasi Sekunder Benteng Madani Indonesia.
“Di Kopjas BMI Divisi konstruksi, ada program umroh di tour and travel. Di Kopmen, kita ada sepeda listrik dan handphone, kami mengajak adik-adik bisa ikut ke dalam bisnis ini. Kami memberikan fee untuk adik-adik mahasiswa, ada keuntungan yang kita sharing,” kata Kambara yang disambut antusias oleh mahasiswa.
Kemudian, Kambara menjelaskan tentang Model BMI Syariah yang dimulai dari sedekah, pinjaman, pembiayaan, simpanan dan investasi. “Lima instrumen sedekah, pinjaman, pembiayaan, simpanan dan investasi ini kita lakukan untuk membangun 5 pilar antara lain ekonomi, pendidikan, kesehatan, sosial, dan spiritual” Kambara memaparkan tentang Model BMI Syariah yang dikembangkan Kopsyah BMI.
Kambara juga mengingatkan, bahwa membangun koperasi syariah wajib mempraktekkan nilai-nilai sosial (social value). Kopsyah BMI punya gerakan Gassiteru kepanjangan dari gerakan sedekah Rp3.000 seminggu. Rp1.000 untuk infak, dan Rp2.000 untuk wakaf. Dari Gassiteru, Kopsyah BMI telah membangun 168 rumah gratis untuk non anggota. Dari wakaf Rp2.000 seminggu, BMI telah mengumpulkan Rp32 miliar.
”Kami telah menyerahkan 441 rumah gratis. Dan itu nilainya Rp31,5 juta sampai Rp60 juta untuk satu rumah. Kita punya gerakan Gassiteru, yang dari wakafnya mencapai Rp32 miliar. Inilah koperasi, gerakan gotong royong dalam QS Al Maidah ayat 2 untuk saling tolong menolong dalam kebaikan. Kenapa kemudian, sampai hari ini kita masih bertahan. BMI lebih dari sekedar koperasi,” paparnya.
Agar pengaruh sosial dan pemberdayaan Kopsyah BMI diketahui oleh masyarakat. BMI membangun tim digital marketing. Tim ini meliputi content creator, admin media sosial dan analisis data (litbang). ”Kami juga punya web berita sendiri yakni klikbmi.com, belasan akun media sosial dengan banyak platform sampai pembuatan video di Youtube. Ini harus kita sampaikan, agar masyarakat memahami koperasi yang baik dan benar seperti apa,” jelas Kambara.
Dalam kesempatan ini, dilaksanakan juga penandatanganan nota kesepahaman (MoU) Tri Dharma antara Koperasi Syariah Benteng Mikro Indonesia (Kopsyah BMI) dan STIM Budi Bakti. (Aji)
Baca Juga: Koperasi BMI Role Model Praktik Berkoperasi Yang Benar