SERANG—Koperasi adalah badan usaha yang dibangun dengan modal bersama. Pasarnya harus bersama. Gerakan koperasi harus terus berinovasi. Jika ketiga pengertian dasar ini dilakukan maka koperasi akan maju ke depan.
Mengelola koperasi sama halnya dengan mengelola perusahaan dan badan usaha lainya harus dilakukan secara profesional. Profesional dalam manajemen tentunya menyangkut banyak aspek. Mulai dari SOP sampai dengan gaji juga harus profesional. Gaji pengurus dan karyawan di koperasi juga harus tinggi artinya sesuai dengan pekerjaannya, sesuai dengan aturan yang berlaku.
Demikian antara lain diungkapkan Presiden Direktur Koperasi Syariah Benteng Mikro Indonesia (Kopsyah BMI) Kamaruddin Batubara ketika memberikan kuliah umum di Fakultas Syariah Universitas Islam Negeri Sultan Maulana Hasanuddin (UIN SMH), Kamis (10/2/22).
“Saah stau bukti komitmen profesional kami ialah gaji minimal di Koperasi BMI setara UMR Tangerang,” ujar pria yang karib disapa Kambara ini.
Lanjut dia, koperasi harus masuk pada peradaban baru koperasi Indonesia. Terdapat lima poin dasar, koperasi harus besar, koperasi harus dikelola professional, koperasi harus mandiri, berkarakter dan bermartabat, koperasi harus memberdayakan dan koperasi harus peduli sesama.
Kambara menerangkan bahwa kita semua harus mampu membedakan koperasi dengan yang bukan koperasi. Bung Hatta menegaskan sejak dahulu banyak orang akan mendirikan koperasi tetapi dia sebetulnya bukan koperasi.
“Kita harusnya mampu mengecek mana koperasi yang benar dan yang tidak benar. Kalau ada koperasi yang pengurusnya ada hubungan semenda atau saudara kandung, hati-hati. Ini Bukan kekeluargaan tetapi ‘keluarga’. Dan ini bukan koperasi yang benar” paparnya lagi.
Kuliah umum ini diikuti oleh 150 mahasiswa dari Fakultas Syariah UNI Banten. Hadir dalam stadium general ini Rektor UIN Banten Prof Dr KH Wawan Wahyudin, M.Pd sekaligus membuka acara.
Dalam sambutannya rektor menyampaikan bahwa Allah menurunkan kitab suci. Selain menurunkan kitab suci, Allah menurunkan Nabi dan Rosul. Keduanya diturunkan Allah untuk memberikan pencerahan pada umat manusia.
“Saya berharap kegelapan mental-mental kita tercerahkan dengan stadium general hari ini” ujar Prof Wawan.
Ia mengatakan harus belajar dari kisah-kisah nabi. Ada Nabi yang masuk dalam perut ikan, Nabi Yunus. Ia dalam kegelapan namun atas perjuangannya muncullah terang–benderang. Rektor menambahkan kita semua harus belajar dari Nabi Musa yang penuh perjuangan.
“Saya kira Pak Batubara ini juga sangat berjuang keras untuk dapat mencapai hal seperti ini” ujar Prof Wawan lagi. Ia kembali menegaskan semua perlu belajar juga dari Nabi Isa, Nabi Ismail dan nabi Ibrahim. “Kita perlu belajar dari kisah-kisah nabi untuk berjuang menuju jalan yang lebih baik”ujarnya lagi.