Berbagi dengan kaum tak berpunya (dhuafa) menjadi tema pokok yang terus digagas oleh para pengelola Kopsyah BMI. Upaya itu diterjemahkan melalui berbagai program pemberdayaan seperti saat ini tengah berlangsung dalam rangkaian Milad 5 Kopsyah BMI. Semangat berbagi melalui kegiatan sosial ini memang saya tekankan kepada segenap pengelola agar masyarakat dapat merasakan denyut kehadiran koperasi ini di tengah mereka. Intinya kita ingin terjadi pemerataan ekonomi yang sejalan dengan sistem syariah. Saya sebutkan sistem syariah disini, bukan berarti hanya ditujukan kepada kalangan beragama Islam saja, tetapi lebih pada pengenalam konsep ekonomi yang berkeadilan. Upaya menuju konsep ekonomi berkeadilan itu, harus dimulai dengan pendidikan manusianya. Itu sebabnya, da’wah ekonomi kami concern pada pemberian santunan dan bea siswa maupun Program Paket C kepada segenap anak-anak anggota Kopsyah BMI.Bagi kami menyiapkan kader-kader muda melalui program pendidikan itu penting, terlebih dengan kondisi pendidikan kita yang masih belum kondusif. Data menyedihkan dari UNICEF tahunj 2016 menyebutkan lebih dari 2,5 juta anak Indonesia tidak dapat menikmati pendidikan lanjutan yakni sebanyak 600 ribu anak usia sekolah dasar (SD) dan 1,9 juta anak usia Sekolah Menengah Pertama (SMP). Jika peduli pendidikan anak ini terus diabaikan maka jangan sedih kalau ke depan nanti Indonesia makin sulit bersaing di kancah global lantaran SDM kita yang mayoritas cuma tamatan SD. Kopsyah BMI sangat menyadari kondisi rawan tersebut dan di tengah berbagai kekurangan kami berupaya memberikan sumbangsih pemberdayaan masyarakat dengan konsentrasi pada peningkatan pendidikan. Untuk tahun 2018, dana program sosial kami siapkan Rp 7,9 miliar yang bersumber dari penyisihan laba bersih tahunan sebesar 5%, dan juga Dana Kebajikan yang sumbernya provisi 1% dari setiap pencairan pinjaman/pembiayaan. (Ira)