hayed consulting
hayed consulting
octa vaganza

Kaimana, Senja Jingga di ‘Leher’ Burung Nuu War

Raja Ampat boleh saja menyimpan sejuta surga dan lukisan alam yang keelokannya tiada terpermanai. Siapa nyana, Kaimana menyuguhkan surga lain nan tak kalah cantik. Kota destinasi dengan koleksi begitu beragam.

SECARA geografis, Kaimana terletak tepat di ‘leher’ Burung Nuu War. Itulah nama asli Pulau Papua, yang mirip burung Cendrawasih. Nuu War artinya pangkal atau asal mula. Secara lebih luas dimaknai sebagai asal mula dan tempat pertemuan harkat dan martabat manusia. Kaimana, ibu kota Kab Kaimana, berada di Distrik Kaimana, Provinsi Papua Barat. Luas wilayahnya 36.000 km², terdiri atas 18.500 km² luas daratan, sisanya lautan/perairan.

Bentang alam Kaimana adalah daerah teluk, rawa, hutan lebat, bukit, pegunungan dan hamparan pantai yang memanjang yang berhadapan dengan Laut Arafura, tempat Pahlawan Yos Sudarso gugur dan  bersemayam.

Kabupaten Kaimana terdiri dari 7 kecamatan dan 84 kampung. Sekitar 67 ribu jiwa yang menetap di kabupaten ini. Penduduknya beranekaragam, suku asli Papua dan perantau yang datang dari Jawa, Sulawesi, Ambon, dan lain-lain. Mata pencaharian mereka sebagian besar adalah nelayan atau yang berhubungan dengan laut, di samping bertani, buruh.

Nama Kaimana dalam putaran sejarah Indonesia telah hadir jauh sebelum Indonesia merdeka, dan bahkan menjadi saksi akan sejarah pergolakan konflik perebutan Papua Barat antara Indonesia dan Belanda, tahun 1963. Presiden Soekarno mengutus Alfian khusus untuk mengunjungi Kaimana, pada 1963. Buah kunjungannya diabadikan dalam sebuah lagu cinta, lagu yang merangkul kemanusiaan ‘Nasionalisasi’ lewat lagu cinta terbukti efektif membuat “mereka” menjadi “kita”.

Ada apa saja di sana? Wisata senja. Kaimana terkenal dengan kota senja dan langit yang merah merona kalau sore. Cakep untuk menyaksikan sunset di garis pantai dengan presisi. Bila langit cerah, matahari bulat yang berpulang akan bisa dengan jelas terindera. Kecantikan senja di Kaimana diabadikan dalam lirik lagu gubahan Alfian pada tahun 1960-an. Judulnya “Senja di Kaimana”.

Senja yang selama ini kita pahami sebagai semburat jingga di ufuk barat penanda pergantian siang menjadi malam ternyata pemahaman tentang senja tidak sesederhana itu. Pada musim-musim tertentum senja yang indah tidak akan muncul di sana. Senja di Kaimana muncul ketika siang hari hujan deras yang telah menyibak awan untuk menjadi warna jingga sempurna yang memenuhi langit dan batas cakrawala di ufuk barat.

Teluk Triton. Pernah melihat ada sebuah teluk di Raja Ampat yang dipenuhi oleh pulau-pulau karang dan pohon-pohon hijau yang menyegarkan mata? Nah, di Kaimana juga ada. Namanya Teluk Tirton. Ada yang bilang teluk ini bahkan lebih indah daripada Raja Ampat. Waktu tempuh ke sana kira-kira 60 menit. Bisa menyewa kapal motor dari pelabuhan setempat.

Danau Kamaka. Panjang sekitar 30 km dan lebar sekitar 1 km. Panoramanya sangat indah, apalagi kalau danau sedang pasang. Airnya berwarna biru, kontras dengan pepohonan sekitarnya yang punya rona hijau. Namun, untuk menuju lokasi ini perlu perjuangan. Pengunjung harus melakukan perjalanan selama 7 kilometer dulu dengan medan yang cukup berat. Sesampai di sana, semua kelelahan akan terbayar.

Wisata Alam KM 14. Tempat itu merupakan sebuah kawasan alami yang sangat sejuk dan masih belum terjamah. Kita bisa mendengar bunyi sayup-sayup burung dan angin menyapu dedaunan. Selain enak untuk piknik keluarga, lokasi itu bisa dijadikan alternatif bila ingin camping.

Lukisan Dinding Batu. Disebut juga lukisan dinding purba. Keberadaannya seperti etalase alam yang membujur di sepanjang satu kilometer di tebing karang. Lokasi tepatnya ialah Kampung Maima, Kaimana. Di batu-batu itu ada lukisan dan corak yang jelas menggambarkan sebuah kisah. Sebuah keajaiban yang nyata-nyata ada.

Pulau Venue. Diambil dari bahasa Suku Koiway. Artinya telur. Dinamakan demikian karena selalu ada ratusan penyu bertelur yang hadir meramaikan pulau itu. Kabarnya juga ada tiga jenis penyu yang bersarang di sana, yakni penyu hijau, penyu sisik, dan penyu lekang.

Bagi penyuka kuliner ikan, kota ini merupakan surga bagi pecinta ikan. Semua menu masakan laut adalah aneka ikan segar tangkapan nelayan dari Laut Arafura, yang terkenal melimpah hasil maritimnya. Gak sulit mencari masakan khas Jawa di daerah Indonesia Timur termasuk di Papua. Biasanya diselingi ciri lokal seperti kalo di Kaimana ini banyak sekali daging Rusa.

Bagaimana mencapai Kaimana? Berangkat dari Soetta International Airport menuju Kota Ambon. Kenapa Ambon?  Sebab penerbangan ke Bandara Utarom di Kaimana yang tersedia setiap hari hanyalah melalui Ambon. Itu pun hanya dilayani oleh Wings Air. Namun, sesampai di bandara Pattimura pun belum ada jaminan flight. Sebab, penerbangan perintis di Indonesia bagian timur pada umumnya bisa saja tiba-tiba cancel atau berganti hari.

Menyaksikan senja jingga di Kainama sembari tembang lawas khas 1960-an  yang bagai tak lekang dimakan waktu itu niscaya menjadi kesaksian yang sangat sesuatu—jika anda berkesempatan mengunjunginya.●(dd)

pasang iklan di sini