KADIN Korsel Sebut Pemerintah Indonesia Harus Lebih Realistis soal IKN

Maket kantor kepresidenan di Ibu Kota Nusantara-Negara/dok.PUPR

Peluangnews, Jakarta – Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Korea Selatan menyatakan investor Korea berminat pada investasi pembangunan Infrastruktur dan Smart City di Ibu Kota Nusantara (IKN). Namun, sayangnya pemerintah Indonesia dinilai tidak realistis terkait tengat waktu yang diberikan dalam sebuah proyek pembangunan.

Demikian disampaikan Ketua KADIN Korea Selatan di Indonesia Lee Kang Hyun, mewaliki suara dari investor di Korea, dalam loka karya The Indonesian Next Generation Journalist Network on Korea, yang diadakan oleh Korean Foundation dan Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI), kemarin

Sebelumnya kata Lee, telah ada konsorsium Korea yang mau mengikuti tender proyek IKN pertama dengan rentang waktu yang diminta pemerintah Indonesia sampai Agustus tahun 2024, yang seharusnya tahun ini sudah dimulai. Tetapi karena menurut konsorsium tersebut waktu yang diberikan terlalu pendek, meski budaya Korea sudah mengedepankan prinsip bekerja dengan cepat.

“Kami Perusahaan Korea sudah terbiasa kerja cepat, tetapi akhirnya mereka (konsorsium) angkat tangan. Tidak bisa kalau waktunya sampai yang ditargetkan Presiden Joko Widodo,” kata Lee,

Selain itu, konsorsium Korea Selatan, menurutnya juga merasa enggan dengan konsorsium BUMN, yang kini hampir bangkrut. Sehingga Korea Selatan mengkhawatirkan kemampuan pembayaran konsorsium BUMN Indonesia.

“Ini secara terbuka ya. Rancangannya memang bagus dan luas. Tapi yang diutamakan memang pengusaha-pengusaha konsorsium BUMN. Tapi mereka sekarang membayar juga sulit. Bagaimana bisa terpecaya masalah IKN itu. Memang secara rinci mereka juga ada hambatan. Tapi diharapkan bisa menyelesaikan utang-utangnya dengan baik,” kata Lee.

Potensi Investasi Korsel

Terkait potensi masuknya investasi Korea Selatan ke IKN, investor masih wait and see hingga Februari 2024, setelah putaran pertama Pemilu Capres-cawapres Indonesia berlangsung.

“Tapi kelihatannya bulan Februari mungkin Pemilu belum selesai. Harusnya (selesai) bulan Juni kelihatannya,” kata Lee.

Mewakili KADIN Korea Selatan di Indonesia, Lee mengatakan Investor memiliki harapan akan kondisi investasi dan ekonomi di Indonesia. Sebab di Asia Tenggara, Indonesia termasuk tidak terkalahkan secara demografi dan potensi pasar dari besarnya jumlah penduduk. Hanya saja memang kondisi Indonesia cukup unik dan berbeda dibandingkan negara kawasan lainnya.

Indonesia begitu luas dan memiliki berbagai suku bangsa, untuk bisa menjadi satu arahan dia akui memang menjadi sangat sulit.

Ini yang harus dipahami juga oleh para investor untuk pendekatannya dan terlebih oleh pemerintah Indonesia sendiri untuk menjadi peluang menarik investasi asing, terutama dengan populasi muda Indonesia yang mendominasi.

“Masalah korupsi, kolusi, dan hambatan-hambatan birokrasi di Indonesia telah bertahap diberantas dan kondisinya kini telah jauh lebih baik dari 30 tahun lalu, dan membuat Indonesia lebih unggul dari negara-negara di Asean. Seharusnya Indonesia juga percaya diri dan bisa membangun ekonominya bersama,” kata Lee.

Wakil Deputi Bidang Promosi Penanaman Modal, Kementerian Investasi/BKPM Dita Citra P., membenarkan masih banyak kebijakan-kebijakan yang belum berpihak kepada investor. Namun BKPM akan tetap menawarkan pelayanan mulai dari awal sampai akhir, agar investor tidak kabur.

“Mulai dari mereka baru berminat investasi, hingga sampai terealisasi investasinya di Indonesia dan mereka membangun pabriknya di sini. Termasuk kami akan memfasilitasi apabila terjadi masalah. Jadi tidak kami lepas begitu saja. Kami tetap mengawal,” kata Dita. (Aji)

Baca Juga: KSP KODANUA Target Realistis di Tahun Politik

Exit mobile version