Jakarta (Peluang) : Program ini memastikan pekerjaan B20 tahun ini untuk diimplementasikan mempercepat pemulihan ekonomi dunia.
Ketua Umum Kamar Dagang Indonesia (Kadin) Indonesia, Arsjad Rasjid mengatakan, gelaran Presidensi G20 di Bali pada 13-17 November 2022 mendatang adalah ajang untuk membentuk warisan program atau legacy programs.
“Legacy program bertujuan agar hasil rekomendasi B20 Indonesia 2022 bisa dilanjutkan negara penerus sebagai tuan rumah B20 agar membangun kolaborasi yang inklusif,” jelas Arsjad.
Arsjad menyakini jika Presidensi G20 dijaga kualitasnya, maka legacy programs ini bukan hanya one time initiative, tetapi akan berkelanjutan setelah Presidensi B20 Indonesia berakhir.
Legacy ini juga memastikan pekerjaan B20 tahun ini tidak hanya sekedar rekomendasi sektor swasta kepada pemerintah. Namun juga program dengan dampak nyata untuk diimplementasikan pada masa mendatang. Sehingga bermanfaat untuk mempercepat pemulihan ekonomi dunia.
Arsjad mengungkap legacy program ini dirumuskan oleh 6 task force dan 1 action council yang terdiri dari berbagai pemimpin bisnis dari perusahaan terkemuka Indonesia dan dunia, termasuk BUMN.
Saat ini, sudah ada tiga legacy program di tiga area fokus utama, yaitu transisi hijau, inklusivitas ekonomi melalui pemerataan digitalisasi, dan pemerataan akses kesehatan.
Legacy program transisi energi hijau, yaitu carbon center of excellence yang bertujuan sebagai sumber pembiayaan alternatif pemanfaatan energi hijau.
Selanjutnya, program B20 Wiki yang terdiri dari Wiki Learn, Wiki Do, Wiki Scale, dan One Global Women Empowerment (OGWE) untuk mendorong pertumbuhan ekonomi inklusif dan pemerataan digitalisasi.
B20 Wiki bertujuan mendukung usaha mikro kecil menengah dan kewirausahaan perempuan dengan peningkatan literasi digital, permodalan, dan keamanan kerja bagi perempuan.
Sedangkan pada aspek kesehatan, terdapat legacy program bernama Global “One Shoot” Campaign sebagai penyedia layanan infrastruktur yang relevan untuk mitigasi krisis kesehatan di masa depan.
Program itu dibuat dengan melibatkan bisnis global guna menyediakan akses vaksin, riset ilmiah, dan big data untuk monitoring penyakit.
“Diharapkan adanya program ini akan menjadi jembatan komunikasi dan kerja sama yang strategis antara sektor swasta dan pemerintah agar bermanfaat untuk masyarakat,” pungkas Arsjad.