Jakarta (Peluang) : Kadin Indonesia komitmen mendorong pemberdayaan IKM di semua sektor agar naik kelas.
Untuk meningkatkan daya saing Industri Kecil Menengah (IKM), Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia bersama Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menginisiasi program Kemitraan Inklusif Closed Loop IKM dengan industri besar.
Kerja sama ini disepakati melalui kegiatan Exhibition Link & Match IKM Alat Angkut Dengan Tier APM (Agen Pemegang Merek) dan Industri Besar, pada Selasa (1/11/2022).
Menteri Perindustrian (Menperin), Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan, program kemitraan dalam dunia industri adalah salah satu upaya efektif untuk memperkuat rantai pasok industri manufaktur di Indonesia.
Menurut Agus, Kemitraan Inklusif Closed-Loop dapat mendorong kemandirian IKM melalui kepastian pasar, transfer teknologi, perbaikan kualitas dan kuantitas serta sistem manajemen, peningkatan sumber daya manusia (SDM), dan juga kemudahan akses pembiayaan.
“Bagi industri manufaktur seperti otomotif, bermitra dengan IKM dapat meningkatkan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) produk manufaktur yang dihasilkan,” ujar Agus.
Performa sektor industri manufaktur Indonesia tumbuh dengan pesat. Pada triwulan II tahun 2022, sektor tersebut tumbuh sebesar 4,01 persen secara tahunan ( year-on-year/yoy).
Bahkan realisasi investasi sektor industri juga melejit sebesar 54 persen sepanjang Januari-September 2022.
“Tren positif pertumbuhan industri nasional tersebut harus terus dijaga,” ujar Ketua Umum Kadin Indonesia, Arsjad Rasjid.
Menurut Arsjad, Kadin Indonesia selaku rumah bagi dunia usaha dan industri siap mendukung dan berkomitmen untuk mendorong pemberdayaan IKM di seluruh sektor industri melalui program Kemitraan Inklusif Closed-Loop.
“Sehingga kita dapat menguatkan sektor industri Indonesia secara inklusif, dan menciptakan rantai nilai produksi domestik yang kokoh,” kata Arsjad.
Ia menambahkan, program inclusive closed loop system ini sejalan dengan arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengenai Indonesia Incorporated. Yaitu kolaborasi dan kerja sama antara perusahaan yang besar, menengah, dan kecil untuk menyelesaikan persoalan di lapangan secara konkret, termasuk sektor industri.
Wakil Ketua Umum KADIN Indonesia Bidang Perindustrian, Bobby Gafur menambahkan, IKM merupakan salah satu kunci dalam akselerasi pertumbuhan ekonomi nasional.
“IKM berkontribusi sebesar 99,7 persen dari total sektor industri secara keseluruhan. IKM juga mampu menyerap sebanyak 66,2 persen dari total 15,6 juta tenaga kerja di sektor industri,” ungkap Bobby.
Maka dari itu, menurut Bobby, pengembangan IKM merupakan salah satu kunci akselerasi pertumbuhan ekonomi nasional. “Sehingga dapat menjadikan Indonesia negara Industri Tangguh pada tahun 2025 sesuai dengan Kebijakan Industri Nasional,” ucapnya.
Direktur Jenderal Industri Kecil Menengah dan Aneka (IKMA) Kemenperin, Reni Yanita berharap melalui acara ini IKM dapat secara intensif berkonsultasi dengan Tier APM dan industri besar yang menjadi sasaran mitra IKM.
“Melalui kegiatan ini diharapkan terjalin kemitraan yang saling menguntungkan antara IKM dengan industri besar,” ujar Reni.
Selain itu juga dapat terjalin komunikasi antara IKM dengan supplier APM. “Terbukanya akses pasar dan akses pembiayaan, serta meningkatnya peluang usaha, SDM, dan manajemen mutu,” tambah Reni.
Pada acara ini juga diadakan penandatanganan kerjasama (MoU) antara Kemenperin dengan Kadin Indonesia tentang Kemitraan Industri Kecil dan Industri Menengah Dalam Rantai Pasok Industri Manufaktur Nasional.
Dilanjutkan dengan MoU antara 16 perusahaan Tier AHM dengan 32 IKM. Serta penandatanganan akad kredit dari beberapa lembaga pembiayaan kepada para IKM dengan total total 10 akad kredit yang berjumlah Rp 24 miliar. Dan 24 akad yang masih dalam proses dengan nilai sebesar Rp 82 miliar.