
Kadin Dorong Dunia Usaha Konversi Likuiditas Jadi Investasi Nyata di Lapangan
PeluangNews, Jakarta – Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia mendorong dunia usaha memanfaatkan likuiditas pasar untuk menarik investasi ke dalam negeri. Pemanfaatan dana yang optimal dinilai dapat memperkuat daya beli masyarakat sekaligus mempercepat perputaran ekonomi nasional.
“Tantangan terbesar adalah bagaimana mengonversi likuiditas di atas menjadi likuiditas di lapangan. Perputaran uang terjadi karena adanya pengeluaran dan aktivitas ekonomi. Jadi, konversi ini harus dilakukan secepat mungkin,” ujar Ketua Umum Kadin Indonesia, Anindya Bakrie, dalam pernyataannya di Jakarta, Jumat (10/10).
Anindya mengapresiasi langkah Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa yang telah menyalurkan likuiditas ke sistem perekonomian. Namun, ia menekankan bahwa dana tersebut perlu segera dikonversi menjadi investasi nyata agar memberikan dampak langsung terhadap pertumbuhan ekonomi.
Selain investasi riil, Anindya juga mendorong pendalaman pasar modal agar semakin banyak perusahaan nasional melakukan penawaran umum perdana (IPO) di bursa. Menurutnya, langkah itu akan memperluas akses pembiayaan dan memperkuat ekosistem investasi nasional.
“Pasar modal adalah salah satu cara untuk risk financing. Kalau likuiditas keuangan sudah ada dan pembiayaan berbasis ekuitas juga kuat, seharusnya ekonomi bisa berjalan dengan baik,” tambahnya.
Sebelumnya, Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menyebutkan pemerintah telah menempatkan Rp200 triliun dana di bank-bank anggota Himbara untuk memperkuat likuiditas perbankan.
Kebijakan ini, kata Purbaya, mengubah persepsi terhadap kondisi fiskal nasional yang kini dinilai memiliki cadangan dana melimpah.
“Tadinya dianggap nggak punya duit, sekarang malah kebanyakan duit,” ujarnya di Jakarta, Kamis (9/10).
Menurut laporan Kementerian Keuangan, realisasi penyaluran likuiditas oleh bank penerima dana telah mencapai Rp112,4 triliun atau sekitar 56 persen.
Rinciannya: Bank Mandiri menyalurkan Rp40,6 triliun dari Rp55 triliun dana yang diterima, BRI Rp33,9 triliun dari Rp55 triliun, dan BNI Rp27,6 triliun dari total Rp55 triliun. (Aji)