hayed consulting
hayed consulting
octa vaganza

Kadar Etanol BBM Petamina Bermasalah

Menyusul badan usaha SPBU swasta tidak mendapatkan kuota impor BBM hingga akhir 2025, stok BBM di SPBU mereka terancam kosong. Kementerian ESDM menawarkan pada lima badan usaha swasta untuk membeli base fuel dari Pertamina. Pihak Pertamina sendiri telah mendatangkan satu kargo berisi 100 ribu barel base fuel pekan lalu. Namun pengelola SPBU Vivo dan BP-AKR batal membeli bahan baku atau base fuel BBM dari PT Pertamina.

Alasan mereka, kandungan etanol pada BBM Pertamina. Berdasarkan uji laboratorium, base fuel yang diimpor Pertamina mengandung etanol 3,5%. Sedikit lebih rendah dari produk BBM Pertamina yaitu Pertamax Green dengan kadar 5%. “Vivo membatalkan pembelian 40.000 barel (base fuel),” ucap Wadirut PT Pertamina Patra Niaga, Achmad Muchtasyar, dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi XII DPR RI di Jakarta, Rabu (1/10).
Penggunaan etanol pada campuran BBM murni berdampak buruk pada mesin. Di antaranya mengurangi jarak tempuh kendaraan, karena molekul etanol mengandung nilai energi lebih sedikit daripada bensin murni. Nilai energi dalam bahan bakar minyak bumi adalah fungsi dari jumlah ikatan karbon dalam molekul. Molekul bensin jauh lebih panjang dengan lebih banyak ikatan karbon daripada molekul etanol kecil.

Sebagai contoh, campuran E10 atau 10% etanol memliki penurunan nilai energi lebih dari 3,5% sampai 5%. Lalu, etanol murni memiliki nilai BTU kotor 35% lebih rendah dari jumlah setara bensin. Faktanya, menggunakan konsentrasi etanol lebih tinggi dari 15-20% dapat menyebabkan kerusakan karena mesin harus disesuaikan untuk memperhitungkan sifat pembakaran yang berbeda dari konsentrasi tersebut.

Dampak buruk etanol lainnya adalah dapat menyerap air. Etanol murni memiliki kemampuan yang kuat untuk menyerap air dan ini bisa menjadi masalah besar untuk jenis E10-E85 bila masuk mesin. Sebab, saat terakumulasi dalam bahan bakar atau tangki penyimpanan, air akan tenggelam ke dasar tangki. Efeknya tentu korosi, penyumbatan filter, dan penurunan kualitas bahan bakar.
Pembatalan oleh Vivo dan BP-AKR menandakan tahap negosiasi antarbisnis (business to business/B2B) kembali ke titik awal. Hanya Shell Indonesia dikatakan masih berkoordinasi dengan Kementerian ESDM terkait rencana pembelian BBM bensin Pertamina.●(Zian)

pasang iklan di sini