octa vaganza
Fokus  

JURUS BI MAJUKAN UMKM

BI bukan memberi instruksi kepada perbankan untuk menaikkan porsi kredit UMKM, tetapi juga terjun langsung mendampingi pelaku usaha. UMKM Go Online merupakan prioritas utama untuk mendongkrak penetrasi di pasar global.

Sebagai regulator di sektor perbankan, Bank Indonesia (BI) memiliki kepedulian dalam mengembangkan sektor UMKM. Pasalnya, BI meyakini pengembangan UMKM akan mengurangi defisit transaksi berjalan yang kini sedang menjadi momok menakutkan. Dengan defisit yang berkurang maka akan memperkuat nilai tukar rupiah yang merupakan tugas utama BI.

BI menargetkan sedikitnya 125 ribu pelaku UMKM dapat  memasarkan produk melalui platform digital alias go online pada tahun 2024. Produk fesyen, kuliner, dan kerajinan tangan atau kriya termasuk yang paling propesktif. Program UMKM Go Online ini tidak mengkhususkan bisnis di bidang tertentu. Program ini termasuk mereka yang menjadi binaan pemerintah daerah.

Salah satu upaya UMKM Go Online adalah memasukkan UMKM ke dalam marketplace domestik bahkan global. Selain itu, BI juga melakukan pendampingan untuk mendorong UMKM masuk pasar internasional melalui tiga cara.

Pertama, UMKM langsung memasarkan produknya kepada pembeli luar negeri. Kedua, menghubungkan UMKM dengan pelaku usaha lebih besar (eksportir). Ketiga, menghubungkan UMKM dengan desainer yang telah memiliki pasar internasional.
BI juga menjalin kerja sama dengan para desainer untuk lebih mendorong potensi UMKM, peningkatan nilai tambah, dan sekaligus perluasan pasar secara nasional dan global. Kemudian, negara tujuan pemasaran produk-produk UMKM bervariasi, tidak hanya di Asia, tetapi juga Ke Eropa, Timur Tengah, serta Amerika Serikat.

Untuk mendorong terciptanya usaha kreatif yang mengangkat budaya daerah, BI juga menjalin sinergi dengan berbagai pihak. Salah satu contoh kerjasama antara lain dengan Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) dalam program Inovatif dan Kreatif Melalui Kolaborasi Nusantara (IKKON).

Penyaluran kredit UMKM oleh perbankan semakin meningkat setiap tahun. Pada 2018, baki debet kredit UMKM sebesar Rp956,93 triliun atau tumbuh 8,4% dari 2017 yang senilai Rp882,98 triliun.

Sebagian besar penyaluran kredit UMKM digunakan untuk modal kerja dan sisanya untuk investasi. Hal ini menunjukkan kredit yang disalurkan sangat produktif untuk memajukan usaha mereka.

Meski target pemenuhan 20% kredit UMKM dari total kredit perbankan belum terpenuhi, namun BI tidak berputus asa. BI terus mendorong perbankan untuk meningkatkan portfolio UMKM dalam struktur kredit perbankan. Salah satu cara persuasif yang dilakukan adalah memberikan apresiasi kepada bank yang serius dalam menggarap sektor usaha wong cilik itu.

BI  memberikan penghargaan kepada Bank BRI  sebagai Bank Pendukung UMKM Terbaik dalam rangkaian acara Pertemuan Tahunan Bank Indonesia 2018 akhir November silam. BRI meraih predikat Bank Pendukung UMKM Terbaik pada kategori Bank Buku 3 dan 4 (kategori bank dengan modal inti di atas Rp 5 triliun). Penghargaan ini diberikan kepada bank yang dinilai telah memenuhi rasio kredit UMKM sesuai tahap yang ditentukan dengan rasio non-performing loan (NPL) kredit UMKM dan NPL total kredit terjaga di bawah 5%. Penghargaan ini diharapkan dapat menjadi insentif bagi perbankan lain untuk meningkatkan porsi kredit UMKM.(Kur)

Exit mobile version