JAKARTA-–Jumlah korban banjir bandang yang menerjang Sentani, Provinsi Papua bertambah menjadi 79 orang meninggal dan 43 orang lain hilang. Tim SAR gabungan terus melakukan evakuasi, pencarian dan penyelamatan korban. Demikian keterangan tertulis dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengenai perkembangan di lapangan hingga pukul 15.00, Senin (15 /3/2019).
Sebanyak 72 orang korban meninggal tersebut dari Kabupaten Jayapura dan sisanya dari Kota Jayapura. Sementara korban yang hilang diidentifikasi dari Kampung Milimik Setani, 6 korban berada di Kompleks Perumahan Inauli Advent dan tiga orang di Doyo Baru.
Sementara 4.278 jiwa mengungsi dan ditampung di enam titik pos. Jumlah penyitas terbesar di BTN Gajah Mada. Kelima pos penampungan yang lain berlokasi di Gunung Merah menampung 1.273 jiwa. Total 11.725 keluarga terdampak akibat banjir bandang yang dipicu oleh hujan ekstrem yang berlangsung selama tujuh jam.
Pos Komando didirikan di Kantor Bupati Jayapura telah melayani korban luka dan terdampak, berupa layanan medis hingga dapur umum. Pelayanan medis didukung berfungsinya kembali operasional rumah sakit, seperti RS Dian Harapan, RS Bhayangkara, RS Abepura dan RS Aryono.
“Pemerintah daerah setempat bersama dinas terkait, TNI dan Polri melakukan upaya pemulihan dini, di antaranya membersihkan kayu gelondongan, berbatuan, puing-puing dan material lain dengan alat beras,” ujar Kepala Pusat Data, Informasi BNPB Sutopo Purwo Nugroho.
Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) XVIII Jayapura mengerahkan 4 unit eskavator, 4 wheel loader (traktor dengan roda karet untuk mengangkut material) dan 10 truk jungkit untuk pembersihan ruas Jalan Nasional Jayapura-Setani sepanjang 70 kilometer yang tertutupi lumpur dan pohon tumbang.