JAKARTA—-Terinspirasi dari pengalaman hidup demikian antara lain yang ucap Joko Anwar kepada awak media ketika ditanya soal skenario film Orang Kaya Baru yang ditulisnya. Film yang disutradarai Ody C Harahap ini dan diproduksi oleh Screenplay ini, kalau tidak aral melintang akan ditayangkan pada 24 Januari mendatang.
“Iya, waktu kecil saya hidup miskin di kota Medan. Ayah saya pekerja bengkel bubut dan ibu menjual pakaian,”kenang sutradara film Pengabdi Setan ini kepada awak media, di sela acara peluncuran film Orang Kaya Baru, Senin (21/1/2019).
Setiap hari terbayang di pikiran dia, jangan-jangan orangtuanya pura-pura miskin, sebetulnya orangtuanya kaya. Namun fantasinya tidak pernah terjadi.
Bahkan hingga 2006, pria kelahiran Medan, 3 Januari 1976 ini hidup dengan kebersahajaan. Joko mengaku pernah makan arem-arem yang disimpannya di kulkas untuk makan seminggu.
Menjawab pertanyaan Peluang, apakah gambaran “Orang Kaya Baru” dalam film itu mengalami kegagapan untuk apa digunakan uangnya, Joko menjawab bahwa sebagian memang fantasi.
“Namun ada OKB yang berperilaku seperti itu,” kata alumni ITB ini, seraya mengatakan film ini berpesan uang yang banyak seharusnya tak mengubah arti keluarga yang sesungguhnya.
Pria yang mengawali perjuangannya sebagai seorang jurnalis ini di harian The Jakarta Post ini mulai dikenal publik lewat film Janji Joni yang ia tulis dan sutradarai sendiri. Film tersebut membuatnya makin diperhitungkan di jajaran sineas tanah air. Sejumlah film yang disutradarainya seperti Kala (2007), Fiksi dan Pintu Terlarang mendapatkan penghargaan di tingkat internasional.
Pada 2019 ini Joko Anwar menggarap film yang diangkat dari komik 1970-an, Gundala Puter Petir serta film horor berjudul Impetigore atau judul Bahasa Indonesianya Perempuan Tanah Jahanam (Irvan Sjafari).
Orang Kaya Baru yang