hayed consulting
hayed consulting
octa vaganza

Jl. Rawajati Barat II No. 26/3, Kilometer Nol Kami

SEWINDU terakhir, kami nomaden di tiga lokasi di daerah seputaran Pancoran, Jakarta Selatan. Hingga akhir tahun lalu, basecamp kami di Jl. Mampang Prapatan XIV/75. Menjelang itu, di Jl. Raya Duren Tiga No. 3. Hunian sebermula di Jl. Pancoran Barat II No. 22, pascangungsi dari kantor rintisan kami di daerah Ketapang, tak jauh dari Universitas Nasional.

Begitulah. Di awal-awal 2021, workshop dan showroom majalah ini mantap permanen di Jl. Rawajati Barat II No. 26/3, RT 02/01. Kelurahan …., Kecamatan Pancoran. Di sebuah rumah dua lantai. Tentu saja wajar jika kami berucap syukur tatkala—di tengah buram dan alotnya iklim pandemi—menemukan diri (telah) pensiun sebagai ‘kontraktor’. Kami resmi memiliki kantor sendiri. Status hukumnya sertifikat hak milik/SHM. Alhamdulillah. Maka, dengan rendah hati, seyogianya kami umumkan alamat terbaru ini sebagai kilometer nol Majalah PELUANG. Dalam edisi Januari lalu pun sebenarnya info ini telah kami sampaikan, meski tak terlalu khusus.

Sebagai sekretariat, alamat tersebut memang sudah fix. Final. Hanya saja, hunian baru yang ex rumah tinggal itu tak terdesain ready for use. Kami hijrah tanpa dukungan infrastruktur plug and play, hingga tak memungkinkan running well sedari hari pertama. Tata menata ruang berkaitan dengan peruntukan butuh sinkronisasi dengan fungsi dan personel. Lantai atas kantor kami tengah mengalami renovasi serius. Sepotong properti pun bahkan belum bisa ditaruh di sana. Risikonya, pemandangan di lantai bawah lumayan padat merayap. Orang dan barang berjejalan.

Saat ini, di lantai atas, sekian tenaga tukang sibuk ngeberesin ruang-ruang. Kerja finishing bangunan yang memerlukan akurasi dan ketelatenan. Gak bisa dikebut untuk dapatkan hasil performance akhir yang rapi jali. Gedoran palu, getaran bor tembok, suara ngilu motong memotong gerinda elektrik menghasilkan ilustrasi musikal dengan nada fals. Kru Majalah PELUANG bekerja dalam suasana darurat. Khusus bagian Redaksi, personel yang minimalis itu mesti menghadapi dua deadline sekaligus: ya majalah edisi Februari, ya buku 100 Koperasi Besar Indonesia 2021.

Okelah sebagian besar job keredaksian dapat diselesaikan via WFH. Tapi tak demikian halnya dengan rekan-rekan di bagian Usaha (marketing dan advetorial). Pun bagi podcast “Peluang Entertainment”, sebuah divisi yang kami luncurkan medio tahun lalu. Siapa pun mafhum, divisi ini mensyaratkan sebuah ruang artistik interpretaif yang mencerminkan domain karakter coverage-nya ketika didatangi nara sumber.

Singkat kata, kami berakrobat mengoptimalkan pemanfaatan 50% kapasitas terpasang ruangan, tatkala yang 50% lainnya berstatus potensi. Dari kearifan lokal Melayu ada pelajaran berharga yang elok dicamkam, “No problemo bersempit-sempit, sepanjang kita memiliki hati yang cukup lapang”. Insyaa Allah pertengahan Maret keseluruhan spasi (bawah dan atas) sudah bisa dimanfaatkan.

                Tak kalah ruwet pemandangan di bagian teras—spasi eksterior yang mestinya jadi komponen showroom. Itulah satu-satunya TPS (tempat pembuangan sampah sementara) yang tersedia. Berbagai bekas bungkusan kertas, plastik, bahkan adukan semen ngetem di sana, sebelum diangkut petugas kebersihan lingkungan RT 02/01 sehari sekali. Karena itu, untuk sementara, kami belum merasa layak menerima rekanan dan tamu bisnis. Banyak alternatif lokasi meeting toh tersedia di sekitaran Kalibata Mal.

Dari basecamp yang baru, dijiwai semangat baru, dengan mengucap basmalah, kami melanjutkan langkah. Kami percaya, spirit dan optmisme yang sama juga bersemi di kalangan stakeholders Majalah PELUANG. Insyaa Allah kita melangkah bersama. Maju dan sukses bersama.●(Red)

pasang iklan di sini