JET AIRWAYS menyerah setelah 26 tahun mengudara dan cukup lama mendominasi industri penerbangan di India. Bangkrut dan terlilit utang hingga US$1,2 miliar, Jet Airways, stop total beroperasi. Buntutnya, 16.000 pegawai maskapai penerbangan terbesar di India ini nganggur. Para karyawan sudah beberapa bulan tak digaji.
PM India, Narendra Modi, sempat meminta bank-bank milik pemerintah menyelamatkan Jet Airways. Bulan Mei 2013, maskapai penerbangan Abu Dhabi, Etihad Airways, membeli 24% saham. Uang ini digunakan untuk membeli armada baru karena permintaan yang terus meningkat.
Maskapai ini didirikan oleh Naresh Goyal, seorang agen penjual tiket untuk Lebanon Airlines. Goyal mulai mengoperasikan Jet Airways Mei 1993. Dalam waktu dua dekade, Jet tumbuh jadi maskapai penerbangan terkemuka di India. Ia mengoperasikan 600 rute domestik dan 380 rute internasional, termasuk London, Amsterdam dan Paris.
Tahun 2018, Jet masih menyumbang 20% penumpang dari total keseluruhan penerbangan di India. Namun ekonomi makin bergejolak, nilai mata uang jatuh ke titik terendah pada 2018 dan mendorong kenaikan harga avtur. Pada 2019, saham Jet Airways anjlok 30%, diperdagangkan di kisaran 164 Rupee. Padahal, saat pertama kali melantai di bursa, harganya di kisaran 1.100 Rupee.
Pemain baru seperti SpiceJet dan IndiGo pada tahun 2000-an muncul dengan promo besar-besaran, Jet tertatih. Tantangan semakin berat, bandara di India semakin padat, dan maskapai asing makin kompetitif untuk rute internasional. Naresh Goyal mengundurkan diri pada akhir Maret sebagai upaya untuk menyelamatkan US$218 juta yang diserahkan kepada bank-bank. Namun, upaya bail out ini tak kunjung terwujud.●