JAKARTA—- Menjamurnya brand-brand baru busana muslim, tidak membuat desainer Jenahara Nasution khawatir. Menurut perempuan kelahiran 27 Agustus 1985 ini potensi pasar busana di Indonesia masih sangat terbuka. Justru dengan banyaknya keanekaragaman yang ada di indonesia ini menjadi keunikan tersendiri karena masing masing desainer dan pelaku busana muslim mempunyai pasarnya masing-masing.
“Orang indonesia kesukaannya beragam, ini membuat saya tidak khawatir bahwa pasar akan jenuh,” ujar Jenahara menjawab pertanyaan Peluang via WhatsApp, Senin (21/5) malam.
Karena sudah mempunyai segmen tersendiri, Jenahara tidak khawatir terhadap membanjirnya busana muslim impor. Hanya saja putri Ida Royani ini mengatakan konsumen memang harus cinta dulu sama produk lokal.
“Masalahnya masyarakat kita ini masih menjadi konsumer, bukan yang memproduksi,” ungkap Jenahara.
Untuk menghadapi lebaran lebaran 2019 butiknya mengeluarkan desain mini capsule yang terdiri delapan model. Seperti halnya desainer busana muslim lainnya, perempuan kelahiran 27 Agustus 1985 berharap dapat meraup omzet besar pada momen Idul Fitri ini. Koleksi Jenahara dibandroll antara Rp200 ribu hingga Rp900 ribuan.
“Produksinya tidak masif. Kami bermain di dalam variasi warna dan ukuran dalam jumlah produksi terbatas.
“Namun sampai saat ini agak sepi, mungkin dipengaruhi kondisi politik negara,” tambahnya lagi.
Dalam keterangan persnya disebutkan menghadapi Hari Raya Idul Fitri Jenahara juga berkolaborasi dengan The Executive Umenghadirkan dua tema koleksi: “Copenhagen” dan “Milkyway”. Koleksi “Copenhagen” terinspirasi dari suasana, pemandangan, dan arsitektur di sepanjang kanal atau sungai besar di kota Copenhagen, Denmark, serta permainan ornament berupa huruf O Ring yang jadi karakter Jenahara.
Saat ini Brand Jenahara mempunyai butiknya yang tersebar di Jakarta, Yogyakarta, Bandung dan Balikpapan. Selain penjualan secara offline Jenahara melakukan penjualan secara daring melalui website maupun menggandeng salah satu brand retail dan juga dengan salah satu e- commerce. Selain itu butiknya juga kerap mengikuti pameran dalam event ataupun di mal.
“Kini saya sudah dibantu tim desainer yang diawasi oleh saya sendiri. Karyawan di bidang produksi antara 15 hingga 20,” imbuh Jenahara.
Alumni Susan Budiharjo Fashion Design School merilis koleksi pertamanya “Jenahara” pada 2011. Jenahara pernah menjadi perwakilan Indonesia dalam Hongkong Fashion Week. Dia juga memiliki kesempatan menampilkan karyanya di Thailand dan Milan. Jenhara juga terlibat dalam sbeuah film layer lebar berjudul Bumi Itu Bulat, yang tayang di layar lebar beberapa waktu lalu (Irvan Sjafari).