hayed consulting
hayed consulting
octa vaganza

Jemput Bola, Strategi KFC Indonesia Hadapi Pandemi Covid-19

JAKARTA—-Kentucky Fried Chicken (KFC) Indonesia punya strategi dan jurus menghadapi pandemi Covid-19.  Resto waralabara yang memiliki 700 cabang, termasuk di dalam mal tidak merumahkan para karyawannya.

Chief Marketing Officer, PT Fastfood Indonesia Tbk (pemegang lisensi KFC) Hendra Yuniarto menyampaikan pihaknya  menggali apa yang bisa dilakukan secara bersama-sama antar-tenant dan karyawan.

Salah satu upaya KFC adalah dengan  membangun tenda di sekitar mal untuk mengambil orderan atau strategi jemput bola.

“Karyawan kami lengkapi dengan handie talkie untuk komunikasi antarkaryawan yang menjaga tenda dan yang berada di dalam mal. Hasilnya? Penjualan memang menurun, namun KFC tetap bertahan,” ujar Hendra dalam webinar “Marketeers Goes To Mall Episode 8 – Meet The Tenants: Navigating Retail Business Beyond Pandemic”, Kamis (16/9/21).

Selain itu semua kru KFC dikenalkan oleh berbagai strategi baru yang belum pernah dilakukan sebelumnya. Berbagai strategi seperti drive in, special promo, dan lainnya diperkenalkan untuk meraih penjualan.  KFC juga melakukan kerja sama dengan menambah kanal lewat lewat komunitas.

Selain itu, KFC juga menerapkan inovasi baru, yaitu mengedukasi para konsumen yang membeli produk KFC, misalnya   cara menghangatkan kembali ayam KFC yang sudah dibeli. KFC juga mengeluarkan paket 10 pieces dengan harga khusus atau 2 nasi dan tiga ayam, karena menyadari PPKM mengharuskan orang ada di rumah.

KFC meluncurkan campaign kit untuk memberikan tips untuk berkreasi menggunakan produk KFC.

“Kami  menawarkan sejumlah resep. Jadi, ketika pelanggan membeli produk kami, bisa dikonsumsi hari berikutnya dengan berbagai kreasi atau menu lain,” tutup Hendra.

Sementara Deputy Chairman MarkPlus, Inc Taufik mengungkapkan. industri ritel memang mengalami situasi yang sulit, tetapi tidak perlu khawatir. Seiring dengan program vaksinasi yang terus digencarkan oleh pemerintah, pusat perbelanjaan akan balik lagi seperti semula. Walaupun di era ini masyarakat mulai beralih ke digital, namun pusat perbelanjaan tidak akan ditinggalkan.

“Di zaman yang serba digital ini kita memang bisa membeli apa pun secara  daringtapi kita tidak bisa membeli suasananya. Nah, itu yang akan kita temukan di mall. Jadi, kita harus memikirkan bagaimana caranya agar orang tertarik untuk kembali ke mall pascapandemi,” pungkas Taufik (Van).

pasang iklan di sini