
PeluangNews, Bogor – Di balik hijaunya perbukitan Pamijahan, Bogor, sebuah destinasi wisata baru tengah bersiap menyambut pengunjung dengan sensasi tak biasa. Bukit Manik Indonesia (BMI), kawasan wisata yang terus tumbuh, akan meresmikan wahana andalannya: Jembatan Kaca Bukit Manik, pada Kamis, 15 Mei 2025.
Dengan panjang 48 meter dan terbentang di atas lembah yang menawan, jembatan ini menjanjikan lebih dari sekadar pemandangan indah. Ia menggabungkan tantangan adrenalin dengan keheningan alam yang menyihir. Berdiri di atas kaca bening, menyaksikan kabut yang perlahan turun dan menari di antara perbukitan, akan membuat Anda merasa seolah melayang—di antara langit dan bumi.
Sensasi Visual dan Standar Keamanan Tinggi
Tak perlu khawatir bagi Anda yang sedikit ragu soal keselamatan. Jembatan ini dibangun dengan dua lapis kaca khusus setebal total 24 mm, serta dirancang dengan standar keamanan tinggi. Untuk menjaga kenyamanan, setiap sesi kunjungan dibatasi hanya untuk 15 orang sekaligus.
Dan ada kabar baik lainnya: jam operasional khusus jembatan akan diperpanjang hingga pukul 19.30 WIB. Artinya, pengunjung bisa menikmati panorama senja dari ketinggian—momen yang dijamin sulit dilupakan. Langit jingga yang memerah perlahan, siluet pegunungan, dan jembatan yang diterangi cahaya temaram akan menjadi lukisan alam yang sempurna untuk mengakhiri hari.
Bukan Sekadar Wisata: Ini Tentang Harapan dan Koperasi
Namun, di balik megahnya bangunan kaca ini, tersimpan visi yang jauh lebih besar. Presiden Direktur Koperasi BMI Group, Kamaruddin Batubara, menyebut jembatan ini sebagai “bangunan harapan.”
“Kami tidak sekadar membangun jembatan kaca. Kami membangun harapan — agar masyarakat bisa merasakan manfaat ekonomi dari wisata, agar UMKM anggota koperasi punya panggung untuk tumbuh, dan agar koperasi bisa menjadi model pembangunan yang inklusif dan berkelanjutan,” ungkap Kambara, sapaan akrabnya.
Peresmian jembatan ini bukan hanya tentang destinasi wisata baru, tapi juga perayaan semangat ekowisata berbasis pemberdayaan masyarakat. Mulai dari penjualan tiket hingga makanan yang bisa dicicipi di warung Kopikop, semuanya adalah bagian dari upaya mendorong roda ekonomi lokal.
“Kamis nanti, kami juga menyiapkan display produk UMKM Anggota BMI. Harapannya, produk-produk ini bisa dibeli dan dibawa pulang oleh pengunjung. Wisata di Bukit Manik Indonesia adalah cara sederhana tapi berarti untuk ikut menggerakkan ekonomi bersama,” lanjutnya.
Sebuah Undangan untuk Jadi Bagian dari Sejarah
Peresmian Jembatan Kaca Bukit Manik akan dimeriahkan dengan seremoni gunting pita dan sesi foto eksklusif di atas jembatan. Semua kalangan diundang untuk hadir dan menjadi saksi lahirnya ikon wisata baru berbasis koperasi ini.
Jadi, siapkan kamera Anda, buka hati, dan mari menapaki jembatan yang membawa Anda menyentuh langit. Di mana awan menjadi lantai, dan senja menjadi atapnya—inilah cara baru menikmati alam sambil berkontribusi bagi ekonomi rakyat. (RO/Aji)