hayed consulting
hayed consulting
octa vaganza
Berita  

Jemaah Haji yang Meninggal di Tanah Suci 53 Orang, 19 karena Serangan Jantung

Ilustrasi: Jemaah haji | Dok. Ist

PeluangNews, Jakarta – Jemaah haji Indonesia yang wafat di Tanah Suci sebanyak 53 orang menjelang hari ke-22 penyelenggaraan ibadah haji.

Menurut data kumulatif Kementerian Kesehatan RI melalui Sistem Komputerisasi Haji Terpadu Bidang Kesehatan (Siskohatkes) Kementerian Agama, dari jumlah itu 19 orang diantaranya meninggal dunia akibat serangan jantung dikarenakan penyakit iskemik akut dan shock cardiogenic.

Kematian akibat penyakit jantung ini menjadi sorotan utama mengingat kondisi fisik jemaah haji yang rentan terhadap perubahan cuaca ekstrem dan aktivitas fisik yang padat selama di Tanah Suci.

Dokter Agus Sulistyawati, SpS dari Tim Visitasi Kesehatan saat visitasi kesehatan jemaah di Sektor 7 Daerah Kerja Makkah mengungkapkan, sebagian besar jemaah yang wafat memiliki riwayat penyakit jantung sebelumnya dan komorbid, serta kurang mengontrol diri untuk membatasi aktivitas fisik mereka.

“Kami sangat prihatin dengan angka kematian yang terjadi. Belasan jemaah telah berpulang, dan sebagian besar disebabkan oleh penyakit jantung,” kata dia, dikutip dari laman Kemenkes RI, Minggu (25/5/2025).

Sementara itu, Kepala Pusat Kesehatan Haji Kemenkes, Liliek Marhaendro Susilo juga menekankan puncak ibadah haji nanti saat di Arafah, Muzdalifah, Mina (Armuzna) membutuhkan persiapan serta manajemen diri yang baik.

Ibadah sunah, kata dia, memang memiliki pahala yang besar namun kesehatan dan keselamatan jiwa jauh lebih utama, terutamanya saat pelaksanaan haji di Armuzna.

“Para jemaah, terutama yang Lansia atau memiliki penyakit penyerta seperti jantung, hipertensi, dan diabetes, untuk mengurangi ibadah sunah yang membutuhkan pengerahan tenaga ekstra. Contohnya, mengurangi frekuensi umroh, tawaf sunah berulang kali, menghindari jalan kaki jarak jauh ke Masjidil Haram ataupun Masjid Nabawi, serta wisata ziarah. Jemaah harus memastikan waktu istirahat yang cukup,” ujar Liliek, menegaskan.

Dia mengingatkan jemaah untuk tidak memaksakan diri. Hindari beribadah di siang hari yang terik. Gunakan selalu APD seperti masker, payung, kacamata hitam, alas kaki, ketika akan dan saat melakukan ibadah. Minum air putih atau air zam-zam sedikit demi sedikit hingga 2 liter per hari.

“Jangan lupa juga minum oralit sehari sekali agar tidak dehidrasi,” ucap Liliek.

Dia pun mengingatkan agar para jemaah yang sakit dan yang sudah minum obat untuk diminum secara teratur. Hindari stres dengan selalu berpikiran positif dan berzikir. Periksa kesehatan 3x seminggu ke petugas kesehatan untuk memastikan faktor risiko penyakit terkendali.

“Dan, yang paling penting adalah dampingi jemaah dengan komorbid dan Lansia yang memiliki riwayat jantung bekerja sama dengan ketua regu dan jemaah yang sehat,” tutur Liliek, menutup. []

pasang iklan di sini