Peluang, Jakarta – Pemerintah mendorong pengembangan produk-produk Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) dengan memperluas pasar dalam negeri dan global. Untuk itu, pelaku usaha bisa memanfaatkan fasilitas pembebasan bea masuk ke pasar internasional.
Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (MenkopUKM), Teten Masduki menjelaskan, pemerintah telah menjadi mitra dagang dengan Swiss dalam suatu pertemuan bernama Swiss Secretariate for Economic Affair (SECO), sehingga pelaku usaha yang tergabung ke dalam Asosiasi Industri Permebelan dan Kerajinan Indonesia (Asmindo) juga bisa memanfaatkan fasilitas pembebasan bea masuk mengakses pasar Swiss dan Eropa secara umum.
“Hasil pertemuan kami dengan SECO, yaitu lembaga pemerintahan terpenting di Swiss telah menyepakati bahwa Indonesia menjadi mitra dagang terpenting Swiss,” ujar MenKopUKM, Teten, Senin (30/1/2023).
MenKopUKM mengatakan, pemerintah juga telah melakukan perjanjian perdagangan bebas atau Free Trade Agreement (FTA) terdiri dari tiga hal utama yaitu perdagangan barang, perdagangan jasa, dan investasi. Termasuk FTA Indonesia-Swiss yang telah diratifikasi. “Sekarang yang paling penting adalah implementasi oleh dunia usaha,” tegas Teten.
Selanjutnya Indonesia telah menjajaki peluang kerja sama untuk pasar Eropa menurut MenKopUKM, sebagaimana disampaikan Presiden EU Commission, Ursula von der Leyen, yakni penyediaan dan pemasaran produk ramah lingkungan termasuk salah satunya bambu.
Hal ini seiring dengan program KemenKopUKM yang saat ini sedang membangun Rumah Produksi Bersama pengolahan bambu di Nusa Tenggara Timur (NTT).
“Saya optimistis kita dapat meningkatkan peran yang jauh lebih besar di pasar global mengingat bahwa kita memiliki keunggulan kualitas pekerjaan, bahan baku, dan desain,” ucap Teten.
Meski begitu, MenkopUKM mengingatkan, bahwa dunia usaha nasional juga perlu meningkatkan penguasaan pasar dalam negeri yang cukup besar. Antara lain, memanfaatkan kebijakan afirmatif penggunaan produk dalam negeri.
“Pemerintah akan terus meningkatkan porsi belanja produk koperasi dan UMKM. Dan para pelaku asing akan didorong untuk bermitra dengan pengusaha lokal,” tutur teten.
Lebih dari itu, KemenKopUKM juga akan terus memperkuat ekosistem UKM, mulai dari sisi produksi, kemitraan, SDM, pendanaan, hingga pemasaran. Antara lain, melalui penguatan rantai pasok dan jaminan pasokan bahan baku.
“Kami memfasilitasi MoU antara Asmindo dengan PT Perhutani untuk pasokan bahan baku kayu,” ucap Menteri Teten.
MenKopUKM berharap, Asmindo berperan sangat strategis dalam pengembangan, peningkatan daya saing, serta memperluas pasar UMKM di dalam dan luar negeri. (alb)