Hanya dalam waktu semalam, Hollandia bermetamorfosis dari sebuah kampung yang sunyi sepi menjadi sebuah kota berpopulasi 250.000 manusia–jumlah ini sepertiga lebih banyak dari total populasi Papua saat itu.
SEPERTI Jembatan Ampera di Palembang, Jayapura di ujung timur Tanah Air juga punya ikon jembatan. Ikon baru, memang. Namanya Jembatan Youtefa Papua. Jembatan berwarna merah yang dibangun tahun 2015 itu resmi digunakan 28 Oktober 2019. Nama Youtefa menyisihkan empat nama nominator jembatan 732 meter tersebut: Jembatan Hamadi, Jembatan Holtekamp, Jembatan Papua Bangkit, dan Jembatan Merah Putih.
Membentang di atas Teluk Youtefa, jembatan ini menghubungkan pusat Kota Jayapura dengan Distrik Muara Tami. Dengan melewati jembatan ini, perjalanan dari Kota Jayapura, Papua, ke perbatasan Papua Nugini di wilayah Skouw terpangkas dari 3,5 jam menjadi hanya 30 menit.
Nama Youtefa diambil dari bahasa lokal, Nafri. Suku Nafri bermukim di tepi Teluk Youtefa. You berarti kampung, te berarti pergi, dan faa juga kampung. Dengan demikian, Youtefa artinya pergi dari kampung Nafri ke kampung lain di tengah laut, baik itu Kampung Tobati maupun Kampung Enggros. Semua rumah di Kampung Tobati dan Kampung Enggros adalah rumah panggung di atas permukaan air.
Jembatan Youtefa juga merupakan jembatan pertama yang lengkungan yang dibuat utuh di Surabaya, Jawa Timur. Lengkungan ini dibawa secara complete knocked down ke Papua dan disusun di sana. Museum Rekor Indonesia (MURI) mencatatnya sebagai satu-satunya jembatan dengan pembuatan di tempat berbeda.
***
ADALAH Kapten Infanteri FJP Sachse dari Kerajaan Belanda yang mengawali pembangunan kota Jayapura. Dialah perntis/pendiri kota yang kini bernama Jayapura itu, pada 7 Maret 1910. Sebutannya “Hollandia” hingga tahun 1962. Berasal dari hol (lengkung; teluk) dan land (tanah; tempat). Jadi, Hollandia artinya tanah yang melengkung atau tanah/tempat yang berteluk. Geografi kota ini hampir sama dengan garis pantai utara Negeri Belanda.
Sedangkan arti literal nama Jayapura, sebagaimana Kota Jaipur di Rajasthan, India, adalah ‘Kota Kemenangan’ (bahasa Sanskerta: jaya: “kemenangan”; pura: “kota”). Di sana ada dua sungai, Numbai dan Anafri, yang menyatu dan bermuara di Teluk Numbai atau Yos Sudarso. Sungai Numbai-Anafri mengaliri sebuah ngarai yang berawa-rawa dipenuhi pepohonan sagu, sumber mata airnya di Pegunungan Cyclop.
Secara historis, Irian Jaya definitif kembali ke Indonesia 1 Maret 1963. Pada tahun 1999, Presiden Gusdur memenuhi keinginan masyarakat Papua untuk mengubah nama Irian Jaya menjadi Papoea. Adapun status Kota Jayapura diresmikan sebagai Kota Administratif pada hari Jumat, 14 September 1979. Lalu naik ‘kelas’ menjadi Kotamadya Dati II Jayapura.
Teluk Humboldt jadi incaran para pihak saat Perang Pasifik. Dengan menyerang pangkalan Angkatan Laut Amerika Serikat di Pearl Harbour Hawai, dalam waktu singkat Jepang menguasai seluruh Pasifik, termasuk pantai utara Papua. Belanda yang semula menguasai Papua tidak berdaya melawan dan mundur ke Australia.
Kondisi geologi dan struktur tanah pantai di Hollandia yang sebagian besar berbatu-batu seakan memberi jaminan tidak akan ada proses pendangkalan pantai. Jepang melabuhkan kapal beserta marinirnya di Teluk Humboldt. Pada bulan Agustus, Jepang menambah personel pasukan infanteri guna memperkuat marinirnya.
Di sekitar Sentani, Jepang membangun lapangan terbang dan menempatkan 350 buah pesawat tempur. Tentu saja mereka membangun barak, jembatan dan dermaga seperti di Pantai Hamadi, APO, dan Teluk Youtefa. Pihak Sekutu mengakui, inilah perbekalan Jepang di Hollandia merupakan yang terbesar dan terkaya di Pasifik.
Kekalahan Jepang dalam pertempuran Laut Karang 7 Mei 1942 dan Midway 4-7 Juni 1942 merupakan turning point bagi Sekutu. Posisi Jepang memburuk ketika Sekutu melakukan pengeboman besar-besaran ke Papua (Dutch New Guinea waktu itu). Tidak kurang dari 215 kapal perang dengan dukungan 800 pesawat terbang dari Teluk Tanah Merah (Depapre) dan Teluk Humboldt (Pantai Hamadi). Bala tentara Jepang tak berkutik menghadapi serbuan ini. Mereka masuk hutan dan sangat mungkin harakiri.
Dalam proses pembuatan landasan dan jalan raya, pasukan Sekutu bekerja ekstrakeras setelah meratakan sisi-sisi pegunungan di sekitar areal tersebut. Lalu mereka membangun jembatan-jembatan dan pipa-pipa pembuang air di sepanjang sungai. Untuk membuat jalan raya, rawa-rawa ditimbun dengan kerikil dan batu-batu.
Mirip dongeng Sangkuriang, hanya dalam waktu semalam, Hollandia bermetamorfosis dari sebuah kampung yang sunyi sepi menjadi sebuah kota berpopulasi 250.000 manusia–jumlah yang sepertiga lebih banyak dari total jumlah penduduk Papua saat itu. Hollandia kemudian menjadi salah satu markas militer terhebat selama PD II dan sebagian besar komando untuk wilayah Pasifik Barat Daya dioperasikan dari Hollandia.
Dalam membangun Kota Hollandia secara fisik, Belanda tinggal melanjutkan pekerjaan yang telah dirintis tentara Jepang dan Sekutu. Gubernur Nugini Belanda mempekerjakan tukang bangunan dari Pulau Biak dan penduduk sekitar Jayapura. Saat ini peninggalan Belanda dapat terlihat dari bangunan dan toponim, seperti Rumah Sakit Dok II, Angkasa, Abepura, Gedung DPRP, Kantor Gubernur Dok II. Toponim di antaranya Kampkei, Vim, Klofkamp, Holtekamp, Kampwolker, Kampcina, dan Polimak.
Jika bicara destinasi wisata, nama Puncak Ifar ada di di urutan utama. Dari atas bukit yang kini dinamakan Puncak Ifar inilah Sekutu/Jenderal Mac Arthur memimpin pasukannya dari. Kini, Puncak Ifar menjadi markas TNI, Rindam XVII Cendrawasih. Ikon wisata kota Jayapura populer lainnya adalah Danau Sentani, di samping Danau Imfote yang berbentuk menyerupai hati, sehingga lebih akrab disebut Danau Love. Suasana asri perbukitan dan bentangan sabana hijaunya sangat instagramble.
. Untuk mencapai objek wisata Jayapura selanjutnya, Kali Biru Genyem Jayapura, diperlukan waktu sekitar dua jam. Tapi anda tak perlu khawatir karena sepanjang perjalanan dua jam ini terhampar pemandangan indah yang asri. Sesampai di Kali Biru Genyem, pelancong akan dimanjakan dengan cantiknya view telaga alami yang jernih kebiruan.
Jika di Bromo terdapat Bukit Teletubbies, di Jayapura juga terdapat objek wisata yang dinamakan Bukit Teletubbies. Objek wisata ini memiliki morfologi perbukitan yang hijau dengan gugusan yang eksotis.●(dd)