
Peluang News, Jakarta – Pemerintahan Prabowo-Gibran menargetkan pertumbuhan ekonomi sebesar 8% dalam empat tahun ke depan. Untuk mencapai tujuan ini, pemerintah meluncurkan program 70.000 Koperasi Desa (Kopdes) Merah Putih yang akan tersebar di seluruh Indonesia.
Program ini tidak hanya berfokus pada simpan pinjam, tetapi juga bertujuan menjadi motor penggerak ekonomi desa. Namun, tantangan utamanya adalah bagaimana membangun rasa memiliki di kalangan masyarakat desa agar koperasi benar-benar berdaya dan berkembang secara berkelanjutan.
Demikian disampaikan Ketua KSP Kopdit Pintu Air, Yakobus Jano, dalam keterangannya, yang dikutip di Jakarta pada Jumat (20/3/2025). Jano, sapaannya, menekankan pentingnya peran masyarakat dalam kesuksesan koperasi desa.
“Koperasi desa hanya akan berhasil jika masyarakat merasa memilikinya. Ini bukan sekadar program pemerintah, tetapi harus menjadi bagian dari kehidupan ekonomi desa,” ujar Jano.
Menurutnya, kunci sukses Kopdes Merah Putih bila bisa menjadi solusi bagi masyarakat untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi, terutama dengan menyediakan akses pembiayaan yang lebih terjangkau dibandingkan pinjaman online atau rentenir yang selama ini membebani warga desa.
“Masyarakat desa harus sadar bahwa koperasi ini adalah alat untuk meningkatkan kesejahteraan bersama, bukan hanya sekadar tempat meminjam uang. Jika koperasi dikelola dengan baik, bisa menjadi sarana untuk mengurangi kemiskinan dan membangun ekonomi lokal,” tambah Yakobus Jano.
Harapan Besar Pemerintah terhadap Koperasi Desa
Presiden Prabowo Subianto berharap koperasi desa dapat berkontribusi signifikan bagi perekonomian nasional. Menteri Koperasi , Budi Arie Setiadi, menegaskan bahwa koperasi desa merupakan salah satu solusi pemerintah dalam menghadapi rentenir dan pinjaman online yang selama ini menjerat masyarakat desa.
“Bapak Presiden ingin Koperasi Desa Merah Putih menjadi solusi nyata bagi masalah ekonomi desa, terutama dalam memutus mata rantai ketergantungan pada pinjaman berbunga tinggi,” kata Budi Arie dalam Rapat Koordinasi Pembentukan Koperasi Desa Merah Putih di Jakarta, Rabu (12/3/2025).
Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa banyak warga desa mengalami kesulitan dalam mengakses layanan perbankan, sehingga kerap terjebak dalam pinjaman dari sumber yang tidak menguntungkan.
“Dengan adanya koperasi ini, masyarakat bisa mendapatkan alternatif pembiayaan yang lebih aman dan berkelanjutan. Tidak lagi harus terjebak dalam utang yang berbunga tinggi,” tegasnya.
Selain menyediakan layanan simpan pinjam, koperasi desa juga akan berperan dalam menstabilkan harga pertanian serta menjadi penyalur pupuk subsidi. Lebih dari itu, koperasi ini diharapkan dapat menggerakkan ekonomi lokal sesuai dengan potensi masing-masing wilayah.
Yakobus Jano menegaskan bahwa kunci utama keberhasilan koperasi desa adalah membangun rasa memiliki di kalangan masyarakat desa.
“Jika koperasi desa hanya dianggap sebagai program pemerintah, maka sulit berkembang. Tapi jika masyarakat melihatnya sebagai bagian dari kehidupan ekonomi mereka, koperasi ini bisa menjadi kekuatan besar dalam membangun ekonomi desa,” tutupnya. (Aji)