hayed consulting
hayed consulting
octa vaganza

Jangan Mau Jadi Karyawan Seumur Hidup

Bob Sadino

 

Tidak mengapa jika kita saat ini bekerja di perusahaan orang lain untuk sekadar berlajar. Kita juga perlu mengetahui bagaimana rasanya menjadi karyawan, agar kita mengetahui bagaimana cara yang baik dalam mengelola manusia. Kita pun bisa belajar berbagai hal di perusahaan tempat kita bekerja.

Jika saat ini Anda bekerja di perusahaan besar, Anda bisa mempelajari sistem dibuat dan dijalankan. Anda akan menjadi bagian dari mesin besar yang beroperasi dengan mantap. Di perusahaan besar, fungsi controlling memegang peranan penting. Namun, jika saat ini Anda bekerja di perusahaan kecil, Anda bisa belajar untuk membangun mimpi dan cara mewujudkannya di dunia nyata. Selalu ada yang bisa dipelajari. Tapi, Jangan mau seumur hidup jadi karyawan.

Ada beberapa alasan mengapa kita tidak menjadi pegawai seumur hidup. Yang pertama, kita terjebak ke dalam zona nyaman. Perasaan aman karena setiap bulan pasti menerima gaji akan membuat otak manusia malas berkembang. Begini saja sudah enak, kok, Akhirnya, kita stagnasi. Tahu-tahu usia kita sudah menua dan energi kita pun tak sekuat di saat muda. Terlambat untuk berubah. Zona nyaman itu seperti lumpur hisap yang menarik kita semakin dalam secara perlahan-lahan.

Entah disadari entah tidak, perusahaan punya kuasa untuk memberhentikan Anda sewaktu-waktu. Saat perusahaan berada pada situasi yang kritis, bak sebuah kapal oleng dan harus mengurangi jumnlah penumpang, siapa yang bisa menjamin Anda tidak akan dilempar ke laut?

Alasan ketiga, seberapa pun Anda bekerja keras, gaji Anda selalu lebih kecil dari gaji atasan Anda. Lebih menyebalkan lagi, ternyata si atasan hanya sibuk memerintah tanpa pernah mau turun langsung untuk membantu pekerjaan. Saat Anda bersusah payah melejitkan omzet perusahaan, sesungguhnya Anda sedang bekerja keras membangun mimpi orang lain. Lha? Ngapain membangun mimpi orang? Bukankah lebih baik bagi kita membangun mimpi kita sendiri?

Waktu Anda bukan lagi menjadi milik Anda. Ini alasan kelima mengapa sebaiknya kita tidak menjadi pegawai seumur hidup. Bayangkan, saat sudah buat rencana berlibur bersama keluarga di hari Ahad, bos nelepon dan minta diadakan rapat mendadak. Apakah Anda bisa menolak? Belum lagi kewajiban lembur atau kerja over time yang telah merebut jatah waktu keluarga atau waktu kita untuk bersenang-senang.

Menjadi karyawan itu tidak berdosa. Tetapi, jika Anda ingin meningkatkan kualitas hidup Anda, maka menjadi entrepreneur adalah jawabannya. Setinggi apa pun pangkat yang dimiliki, Anda tetaplah seorang pegawai. Sekecil apa pun usaha yang Anda punya, Anda adalah bosnya.

Antara peluang dan risiko ada hubungan yang sangat dekat. Bagai sekeping mata uang, mereka saling menempel dan memengaruhi satu sama lain. High risk high return. Itu hukum yang sudah dipahami para pengusaha senior. Di balik risiko yang tinggi, selalu ada peluang untuk mendapatkan profit yang tinggi. Karena itu, bila ada pebisnis takut mengambil risiko, bisa dipastikan bisnisnya tidak akan berjalan dengan baik.

Dalam kehidupan bisnis, tidak ada hal yang pasti. Terkadang kita memperoleh untung. Namun sesekali kita pun merasakan kerugian. Seorang pebisnis harus menyiapkan diri untuk itu. Dan sikap berani mengambil risiko adalah jiwa seorang entrepreneur. Jangan salah, risiko tidak ditempuh dengan asal-asalan. Sebelum mengambil kepuitusan, pebisnis yang andal akan mempelajari terlebih dahulu segala konsekuensi dari pilihannya.●

pasang iklan di sini