
PeluangNews, Cilegon — Kementerian Pekerjaan Umum (PU) memastikan kesiapan infrastruktur jalan nasional di Provinsi Banten untuk mendukung kelancaran arus Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 (Nataru), terutama pada jalur strategis menuju Pelabuhan Merak sebagai simpul utama penyeberangan Jawa–Sumatera.
Kesiapan tersebut disampaikan Menteri PU Dody Hanggodo saat meninjau kawasan Pelabuhan Merak bersama Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Pratikno, Kapolri Jenderal Pol. Listyo Sigit Prabowo, serta Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, beberapa waktu lalu.
Menteri Dody menegaskan komitmen Kementerian PU untuk memastikan perjalanan masyarakat selama Nataru berlangsung aman dan nyaman.
“Kami ingin masyarakat dapat melakukan perjalanan dengan senang di jalan, sampai tujuan dengan baik, dan kembali ke rumah masing-masing dengan selamat,” ujar Dody.
Ia juga mengingatkan pentingnya keselamatan berlalu lintas, khususnya bagi pengguna sepeda motor. Menurutnya, pengendara tidak perlu memaksakan diri dan diimbau memanfaatkan posko istirahat yang telah disediakan.
“Kementerian PU menyiagakan 590 posko di seluruh Indonesia. Jika lelah, segera berhenti dan beristirahat karena keselamatan adalah yang utama,” katanya.
Di Provinsi Banten, total panjang jalan nasional yang dikelola Kementerian PU mencapai 567,9 kilometer dengan tingkat kemantapan 96,76 persen.
Jaringan tersebut didukung 221 jembatan dalam kondisi mantap. Selain itu, terdapat 204,78 kilometer jalan tol operasional yang menjadi tulang punggung konektivitas menuju pelabuhan penyeberangan dan kawasan industri di wilayah barat Pulau Jawa.
Kepala Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) Banten Primawan Avicenna menjelaskan, pihaknya telah menyiagakan sarana dan prasarana jalan serta menempatkan personel di titik-titik rawan kemacetan guna mendukung kelancaran arus Nataru.
“BPJN Banten menyiapkan delapan posko Nataru yang tersebar di ruas strategis jalan nasional, termasuk satu posko utama di Simpang Gerem, Kota Cilegon. Setiap posko juga dilengkapi Disaster Relief Unit berupa alat berat dan tim tanggap darurat yang siap siaga 24 jam,” ujar Primawan.
Disaster Relief Unit disiagakan di 10 lokasi dengan dukungan berbagai alat berat, seperti excavator, dump truck, jembatan Bailey, stamper, hingga genset, untuk mengantisipasi gangguan lalu lintas maupun potensi kebencanaan.
Dalam pengaturan arus penyeberangan, Kementerian PU mendukung skema distribusi kendaraan melalui tiga pelabuhan utama di Banten, yakni Pelabuhan Merak, Pelabuhan Ciwandan, dan Pelabuhan Bandar Bakau Jaya (BBJ) Bojonegara. Skema ini bertujuan mengurai kepadatan dan meningkatkan efektivitas layanan penyeberangan.
Pelabuhan Merak melayani kendaraan roda empat dan bus, Pelabuhan Ciwandan untuk sepeda motor, truk BBM, dan truk sembako, sedangkan Pelabuhan BBJ Bojonegara difokuskan bagi truk barang dan logistik.
Akses menuju pelabuhan didukung sejumlah koridor utama, antara lain Exit Tol Merak KM 98, Exit Tol Cilegon Barat KM 92, dan Exit Tol Cilegon Timur KM 87 yang terhubung langsung dengan ruas nasional Cilegon–Merak. Secara umum, tingkat kemantapan akses jalan menuju pelabuhan di Banten berada pada kisaran 84 hingga 98 persen.
Dengan kesiapan infrastruktur, posko siaga, serta koordinasi lintas kementerian dan lembaga, Kementerian PU optimistis arus Nataru 2025/2026 di Banten dapat berjalan aman, lancar, dan nyaman.
Dukungan juga diberikan melalui pemanfaatan Tempat Istirahat dan Pelayanan (TIP) KM 43A dan KM 68A di Ruas Tol Tangerang–Merak sebagai bagian dari manajemen lalu lintas terpadu.








