JAKARTA—Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) klaster pangan, PT Food Station Tjipinang Jaya (FSTJ) menyampaikan stok beras di Jakarta selama Ramadan hingga Hari Raya Lebaran aman.
Direktur Utama PT FSTJ, Pamrihadi Wiraryo mengatakan, jelang Ramadan tahun ini stok beras yang ada mencapai 43.808 ton. Rinciannya, stok beras di gudang PT FSTJ berjumlah 10.400 ton dan di Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC) mencapai 33.408 ton.
“Ada indikasi stok beras semakin meningkat sampai lima persen pada Maret dibanding Januari dan Februari 2021. Sedangkan, harga cenderung turun satu sampai dua persen dibanding periode Januari dan Februari 2021,” ujar Pamrihadi dalam keterangannya, Selasa (30/3/21).
Dia menjelaskan, PT FSTJ memiliki early warning system atau indikasi awal untuk mengontrol pasokan dan ketersediaan beras di PIBC. Pasalnya, 80 persen beras yang masuk ke DKI Jakarta umumnya melalui PIBC.
Pihaknya dalam beberapa hari terakhir terus melakukan evaluasi dari dashboard yang ada dan hasilnya sampai hari ini harga masih relatif stabil. Untuk beras komersial berasal dari Indramayu, Karawang, Subang, Cilacap, Karanganyar, Sidoarjo, dan Lampung dengan total sebanyak 10.000 ton.
“Peranan PIBC terhadap beras di DKI Jakarta sangat besar sekali. Per hari ini stok kita 33.408 ton yang ada di PIBC. Jadi ini adalah angka yang sangat ideal dan angka ini cenderung stabil dari bulan ke bulan,” ungkap Pamrihadi
Sementara untuk bahan baku gula pasir pengadaan dari Bulog, PT RNI, PT GMM, PT Sungai Budi, PT Aman Agrindo mencapai 5.000 ton. Stok di gudang PT FSTJ per 24 Maret 2021 masih mencapai 1.500 ton.
Sementara untuk telur ayam negeri pengadaan dari Koperasi Putra Blitar, CV Mitra Jaya Bogor dan CV Radhia Abadi Bandung sebanyak 10 ton.
Dikatakannya, Stok di gudang PT FSTJ per 24 Maret berjumlah 1,5 ton. Harga telur ayam saat ini bisa dibilang ada di rata-rata sejak Januari tahun 2020.
Dikatakannya, terkait pengadaan minyak goreng mencapai 100.000 liter dengan jumlah stok di gudang PT FSTJ per 24 Maret mencapai 47.000 liter.
Hanya saja untuk harga minyak goreng ini tampaknya sejak tahun lalu tetap meningkat dari sekitar Rp10.800 saat ini menjadi Rp13.000. Apalagi kalau sampai di pasar turunan hampir Rp14.000.
“Berdasarkan informasi yang kami miliki untuk minyak goreng ini sangat erat kaitannya dengan produk yang ada di hulu, di hulunya sendiri minyak goreng dampak harga crude palm oil (CPO),” jelas dia.
Terkait komoditas bawang putih, sambungnya, Surat Persetujuan Impor (SPI) tahun 2021 dari Kementerian Perdagangan RI sudah terbit untuk 14.420 ton. PT FSTJ masih menunggu pembukaan Rekomendasi Impor Produk Hortikultura (RIPH) 2021.