
PeluangNews, Jakarta – PT ITSEC Asia Tbk (IDX: CYBR), perusahaan keamanan siber terkemuka di Indonesia, hari ini resmi membuka ITSEC: Cybersecurity Summit 2025 yang berlangsung pada 26–28 Agustus 2025 di Jakarta.
Mengusung tema “The Largest Critical Infrastructure Cybersecurity Event in Southeast Asia”, konferensi ini menghadirkan lebih dari 1.000 peserta, mulai dari pembuat kebijakan, pimpinan industri, hingga pakar keamanan siber global.
“Summit ini lebih dari sekadar konferensi, melainkan platform untuk membentuk masa depan keamanan siber di Asia Tenggara,” ujar Patrick Dannacher, Presiden Direktur ITSEC Asia. “Seiring semakin terhubung dan rentannya infrastruktur kritis, kita memerlukan kerja sama regional yang kuat, pertukaran pengetahuan, serta standar yang terpercaya. Karena itu, kami bangga dapat mempertemukan para pakar keamanan siber kelas dunia di sini.”
Didampingi dalam pembukaan, Prof. Eko Indrajit, Presiden Komisaris ITSEC Asia, menegaskan komitmen perusahaan. “ITSEC Asia berkomitmen menempatkan Indonesia di garis terdepan keamanan siber global.
Melalui Cybersecurity Summit 2025, kami ingin memperkuat ketahanan nasional, membangun kepercayaan dalam transformasi digital, serta memposisikan Indonesia sebagai pusat digital yang aman dan terpercaya di Asia Tenggara,” katanya.
Dukungan juga datang dari pemerintah. Drs. Slamet Aji Pamungkas, M.Eng, Deputi Bidang Keamanan Siber dan Sandi Perekonomian BSSN, menekankan,
“Ketahanan siber adalah tanggung jawab bersama. Summit ini memberikan wadah penting untuk berbagi pengetahuan, memperkuat pertahanan, serta memastikan infrastruktur kita tetap tangguh menghadapi risiko siber.”
Sementara itu, Laksda Dr. Sri Yanto S.T., M.M., Direktur Jenderal Potensi Pertahanan Kementerian Pertahanan RI, menegaskan pentingnya kesiapan pertahanan digital.
“Infrastruktur kritis adalah jantung kedaulatan bangsa. Melalui kemitraan antara pemerintah dan industri seperti ITSEC Asia, Indonesia dapat lebih baik mengamankan ekosistem digitalnya serta menghadapi ancaman yang terus berkembang,” ungkapnya.
Acara ini menampilkan lebih dari 40 sesi, mulai dari pidato utama, diskusi panel, hingga presentasi studi kasus nyata. Beberapa topik strategis yang dibahas antara lain kriptografi kuantum, keamanan sistem medis, serta serangan malware pada sistem kontrol kapal pesiar. Selain itu, klien ITSEC juga berbagi pengalaman mengenai dampak positif layanan v-CISO terhadap performa bisnis mereka.
ITSEC: Cybersecurity Summit 2025 juga membuka Call for Papers bagi akademisi dan praktisi industri untuk menyampaikan pandangan tentang tantangan keamanan di bidang IT maupun OT. Tak hanya itu, kompetisi Capture The Flag turut digelar untuk menguji kemampuan teknis peserta dalam memecahkan masalah nyata di bidang keamanan siber.
“Melalui acara ini, kami berharap Indonesia dapat menjadi pusat keunggulan keamanan siber di Asia Tenggara,” ujar Dannacher.
Summit ini diharapkan menghasilkan dialog strategis dan kemitraan yang memperkuat kepercayaan digital, sejalan dengan proyeksi ekonomi digital Asia Tenggara yang akan mencapai USD 1 triliun GMV pada tahun 2030.