hayed consulting
hayed consulting
octa vaganza

China Investasi Pabrik Hilirisasi Kelapa di Indonesia, Satu Plant Senilai USD 100 Juta

China Investasi Pabrik Hilirisasi Kelapa di Indonesia, Satu Plant Senilai USD 100 Juta
Menteri Investasi dan hilirisasi Rosan Roeslani/dok.Peluangnews-tangkapan layar

China Investasi Pabrik Hilirisasi Kelapa di Indonesia, Satu Plant Senilai USD 100 Juta

PeluangNews, Jakarta —Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Rosan Perkasa Roeslani mengungkapkan, salah satu perusahaan pengolahan kelapa terbesar asal Tiongkok resmi menanamkan modalnya di Indonesia dengan membangun pabrik hilirisasi kelapa.

“Dengan China ini kita cukup aktif investasi-nya. Saya melihat appetite mereka tetap tinggi masuk ke Indonesia, dan bukan hanya di pengolahan mineral. Mereka juga mulai masuk ke sektor pengolahan kelapa,” ujar Rosan dalam keterangan pers di Jakarta, Selasa (29/7).

Menurut Rosan, perusahaan China tersebut telah memulai pembangunan pabrik melalui peletakan batu pertama (groundbreaking) di salah satu lokasi di Indonesia. Ia menegaskan bahwa sebelumnya kelapa dari Indonesia diekspor ke China dalam bentuk mentah, namun ke depan akan diolah langsung di dalam negeri.

“Kelapa kita yang tadinya diekspor tanpa diolah, kini akan diolah di sini. Dan perusahaan ini adalah pemain nomor satu di dunia dalam industri pengolahan kelapa,” ungkap Rosan.

Investasi Strategis Multi-Lokasi

Rosan mengungkapkan bahwa nilai investasi untuk setiap pabrik kelapa yang dibangun mencapai sekitar USD 100 juta. Proyek ini akan tersebar di beberapa kota strategis di Indonesia, sebagai bagian dari ekspansi awal perusahaan asal Tiongkok tersebut.

“Awalnya mereka akan berinvestasi di beberapa kota. Tapi di satu kota saja, nilai investasinya mencapai USD 100 juta per plant,” katanya.

Perkuat Hilirisasi dan Serap Tenaga Kerja

Lebih lanjut, Rosan menekankan pentingnya hilirisasi komoditas seperti kelapa dalam rangka menciptakan nilai tambah dan membuka lapangan kerja bagi masyarakat, khususnya petani di daerah penghasil.

“Komoditas kelapa memiliki nilai tambah yang sangat tinggi jika diolah dengan proses hilirisasi yang tepat. Ini peluang besar untuk meningkatkan kesejahteraan petani dan memperkuat industri domestik,” ujarnya.

Pemerintah, tambah Rosan, telah memulai pembangunan pabrik kelapa pertama di Morowali, Sulawesi Tengah, dan strategi serupa akan direplikasi ke provinsi lain dalam waktu dekat.

“Langkah ini akan terus kita dorong untuk mempercepat pengembangan industri kelapa nasional yang inklusif dan berkelanjutan,” pungkas Rosan. (Aji)

pasang iklan di sini