Peluangnews, Jakarta – Di tengah situasi ekonomi bergejolak saat pandemi Covid-19 dan kembalinya transaksi offline di tahun 2022, integrasi ekosistem teknologi mampu membuat mitra yang terlibat di dalamnya lebih tangguh. Hal itu menjadi poin utama dalam kajian terbaru Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LPEM FEB UI) terhadap mitra PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GoTo).
Kepala LPEM FEB UI Chaikal Nuryakin mengatakan, pada 2022, masyarakat secara umum masih menahan konsumsi. Namun, platform teknologi telah menjadi pilihan masyarakat untuk konsumsi. “Sehingga mitra ekosistem teknologi pendapatannya tetap konsisten atau meningkat,” ungkap Chaikal dalam keterangan resmi, yang dikutip pada Senin (26/6/2023).
Riset LPEM FEB UI menemukan bahwa mitra usaha Gojek dan GoTo Financial mengalami peningkatan pendapatan rata-rata 5%. Sementara, mitra penjual Tokopedia pendapatannya konsisten.
Chaikal memaparkan kajian terbaru ini bertujuan untuk memahami dampak integrasi platform dan bagaimana pemanfaatan teknologi bisa mempengaruhi kehidupan pengguna di dalamnya. Menurutnya, kasus GoTo menarik untuk dipelajari. Selain sebagai ekosistem teknologi terbesar, kata Chaikal, GoTo juga melibatkan banyak elemen masyarakat mulai dari mitra pengemudi hingga para pedagang UMKM.
“Berdasarkan riset sebelumnya, GoTo diestimasi memberikan nilai tambah Rp349-428 triliun terhadap perekonomian nasional, setara dengan 1,8-2,2% PDB Indonesia di tahun 2022,” ungkapnya.
Kajian LPEM juga mengungkapkan bahwa pemanfaatan layanan keuangan mitra usaha GoTo berada di atas rata-rata nasional. Penggunaan layanan keuangan oleh mitra, antara lain dompet digital, mobile banking, dan tabungan semakin meningkat di 2022, dari 88% di tahun 2021 menjadi 91% di tahun 2022.
Angka itu lebih tinggi daripada 85% rata-rata nasional jumlah masyarakat Indonesia yang menggunakan layanan keuangan formal menurut Otoritas Jasa Keuangan.
Temuan menarik lainnya adalah terkait ekosistem GoTo yang inklusif dan mudah digunakan (rendah hambatan) sehingga berdampak positif pada pertumbuhan ekonomi. Menurut Chaikal, sebuah platform yang inklusif dan rendah hambatan membuat peluang lebih setara bagi masyarakat dari berbagai kelompok.
“Contohnya, tingkat pendidikan biasanya menjadi hambatan pertama bagi masyarakat dalam mendapatkan pekerjaan dan penghidupan. Platform GoTo yang tidak mensyaratkan level pendidikan tertentu, membuat semakin banyak masyarakat bisa berpartisipasi dalam ekonomi digital,” ungkap Chaikal.
Head of Sustainability Grup GoTo Tanah Sullivan mengapresiasi hasil penelitian dari LPEM FEB UI tersebut. Sejak berdiri, katanya, semangat GoTo adalah mempermudah berbagai lapisan masyarakat berpartisipasi dalam kegiatan ekonomi melalui teknologi.
“Kami di GoTo punya komitmen nol hambatan (zero barriers) yaitu menghilangkan hambatan untuk tumbuh dan berkembang di ekosistem kami, baik bagi mitra pengemudi, pedagang dan konsumen,” jelasnya.
Sebagai contoh, pada 2022 GoTo meluncurkan berbagai kegiatan untuk meningkatkan inklusi keuangan para mitra pengemudi dengan cara menguji coba akses ke pinjaman mikro, melakukan program literasi keuangan, dan mengembangkan sistem penilaian kredit untuk lebih meningkatkan akses mitra pengemudi ke pinjaman non-predatory.
Sementara untuk mitra pedagang, GoTo mengembangkan inisiatif hyperlocal, guna membantu pedagang mendapatkan order yang lebih banyak dari konsumen yang lokasinya lebih dekat.
Dampak dari penggabungan perusahaan diperoleh dari hasil survei pendapatan mitra driver dan mitra UMKM yang dilakukan pada akhir Desember 2022 hingga Januari 2023 dengan distribusi sampel yang mencerminkan populasi mitra GoTo. Sementara, survei pada mitra UMKM Gojek dilakukan dengan total sampel sebanyak 3.615 orang. (Aji)