Peningkatan kualitas layanan menjadi jurus ampuh KPRI Pergu untuk terus bertumbuh di era disrupsi. Contohnya, pengadaan mesin EDC di SPBU yang dikelolanya. Ditambah dukungan anggota, target omzet Rp162 miliar bukan perkara sulit untuk diraih.
SEJAK didirikan pada 26 Maret 1950, Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) Pergu Pasuruan terus berkembang. Para pengelola koperasi ini tak melulu terpaku pada usaha internal di lingkungan para guru, tetapi merambah bisnis lainnya antara lain stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU), sewa gedung dan armada, rest area hingga memiliki Bank Perkreditan Rakyat (BPR).
Pada tahun lalu, Pengurus mengembangkan usaha baru yang berbasis non anggota yaitu penyewaan 3 armada ELF dan pangkalan elpiji. Ini bertujuan untuk memperbanyak portofolio usaha demi kesejahteraan anggota.
Kini, di usianya yang mencapai 70 tahun, koperasi yang awalnya bernama Koperasi Perekonomian Guru, ini tetap eksis dan menjadi salah satu koperasi di Pasuruan yang patut dibanggakan.
Menutup akhir tahun lalu, KPRI Pergu membukukan aset sebesar Rp104,98 miliar, volume usaha Rp159,04 miliar, pinjaman Rp64,10 miliar, dan simpanan sebesar Rp51,51 miliar. Sukses koperasi pegawai negeri sipil di lingkungan Dinas Pendidikan Kabupaten dan Kota Pasuruan, Jawa Timur ini banyak didukung para anggota yang memang cukup aktif berkoperasi. Anggota saat ini tercatat 5.614 orang yang dilayani melalui 111 kantor perwakilan.
Sochip, Ketua KPRI Pergu Pasuruan mengatakan, pertumbuhan usaha koperasi yang dipimpinnya tidak lepas dari dukungan konkret anggota. “Loyalitas anggota terhadap koperasi ditanamkan melalui pendidikan perkoperasian yang secara reguler kami adakan satu kali dalam setahun,” ungkap Sochip.
Dengan pencapaian sekarang, pengurus tidak lantas bertepuk dada. Mereka terus berusaha untuk mengembangkan usaha dan basis anggota. Pada tahun ini, ditargetkan jumlah anggota menjadi 6.000 anggota dan omzet sebesar Rp162 miliar. Untuk mencapai target tersebut, usaha yang dilakukan antara lain melakukan pendekatan ke ASN baru untuk menjadi anggota.
Inovasi layanan juga terus dilakukan dengan mengadopsi perkembangan teknologi. Kini, di SPBU yang dikelola KPRI Pergu dilengkapi dengan mesin EDC (electronic data capture) untuk mempercepat layanan sekaligus kenyamanan konsumen. “Kami berusaha hadirkan layanan yang prima di seluruh unit usaha,” ujar Sochip.
Kegigihan dan kreativitas Pengurus dalam mengembangkan usaha yang didukung militansi anggota patut diacungi jempol. KPRI Pergu menjadi salah satu contoh bahwa usaha yang dijalankan sesuai dengan prinsip dan jatidiri koperasi mampu bersaing di era disrupsi seperti sekarang. (Kur)