hayed consulting
hayed consulting
octa vaganza

Inovasi Saat Pandemi

Layanan Simpan Pinjam dilakukan secara online mulai dari pengajuan hingga pencairan. Selain itu, KKGJ juga menggenjot unit usaha lainnya yang tidak terkena dampak langsung covid-19.

Tahun ini bisa dibilang masa yang berat bagi dunia usaha, termasuk koperasi karena terjadinya wabah virus corona atau Covid-19. Namun demikian, seperti ungkapan bijak di samping kesulitan selalu ada kemudahan. Ini pula yang diyakini oleh Dakso Sartono, Ketua Umum Koperasi Keluarga Guru Jakarta (KKGJ).

Sebagai koperasi yang memiliki multi usaha mulai dari SPBU, SPBE, toko ritel, kolam renang, agen elpiji, air isi ulang, pertanian, sekolah hingga unit simpan pinjam (USP), KKGJ mengakui terdampak Covid-19.

“Wabah corona memang memengaruhi usaha KKGJ, namun tidak semua unit usaha kami yang terdampak,” ujar Dakso. 

Usaha yang langsung terkena imbasnya adalah foodcourt dan KKGJ Mart. Ini karena kedua usaha tersebut lokasinya berada di perkantoran dan sekolah yang ditutup sementara sesuai instruksi Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

Sementara untuk unit usaha lainnya, diakui Dakso, tidak terlalu terpengaruh. Justru, dengan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), membuat pihaknya melakukan inovasi. Ambil contoh, di layanan USP yang selama in imenjadi andalan untuk mendulang keuntungan prosesnya dilakukan secara online mulai dari pengajuan hingga pencairan. “Kami melakukan terobosan dengan layanan online agar usaha KKGJ tetap tumbuh di tengah pandemi,” ungkapnya.

Selain melakukan inovasi dengan layanan online, Pengurus juga mengarahkan USP, khususnya pinjaman untuk kegiatan yang bersifat investasi dibanding konsumtif. Ini tidak lepas dari mulai melandainya jumlah pinjaman dalam beberapa tahun terakhir karena taraf kesejahteraan para guru di DKI Jakarta umumnya sudah meningkat.

Refocusing alokasi pinjaman ini juga sebagai jalan keluar untuk mengurangi dana menganggur (idle money) di koperasi. Karena, bertambahnya jumlah simpanan tanpa diimbangi dengan penyaluran pinjaman akan menambah beban bagi koperasi. Sebab, harus mengeluarkan bunga untuk membayar simpanan para anggota.

Salah satu instrumen investasi yang difasilitasi koperasi adalah perumahan di kawasan Lippo Cikarang, Jawa Barat. Saat ini, KKGJ telah menjalin kerja sama dengan pengembang yang menyediakan properti hingga ribuan unit. Instrumen properti diyakini akan memberi nilai lebih bagi anggota pada masa mendatang.

Dengan dimilikinya fixed assets, anggota juga tidak perlu risau jika telah masa purnabakti. Sebab, dengan nilai pasar yang trennnya meningkat, kesejahteraan anggota diyakini dapat terjaga. Hal ini berbeda jika pinjaman hanya untuk barang konsumtif seperti kendaraan yang nilainya menurun pada masa depan.

Program pinjaman untuk investasi ini merupakan salah satu dari program unggulan KKGJ yang dikenal dengan Tri Usber di bawah komando Dakso. Program lainnya yang digenjot adalah memfasilitasi buku-buku atau sarana untuk Dinas Pendidikan DKI Jakarta. Selain itu juga mendirikan Koperasi Mart kecil-kecil di sekolah-sekolah yang mengusung konsep Kantin Sehat.

Dakso menambahkan, inovasi-inovasi yang dilakukan bertujuan untuk menjaga usaha KKGJ agar tumbuh berkelanjutan. Pihaknya juga akan terus memperluas keagenan LPG seiring dengan prospek usaha yang menjanjikan. “Agen LPG akan kita tambah untuk meningkatkan pendapatan KKGJ,” ujar Dakso.

Inovasi lain yang sedang disiapkan adalah layanan antar (delivery service) kebutuhan sembako untuk para anggota. Dengan jumlah anggota lebih dari 15.000 orang, koperasi ini memiliki sumber daya yang bisa dikapitalisasi. Ambil saja 50% anggota yang berbelanja di toko-toko KKGJ, nilai omzet dipastikan meningkat.

Oleh karena itu, Dakso juga terus membangun citra positif KKGJ baik di mata anggota maupun masyarakat. Hal ini diyakini dapat meningkatkan loyalitas anggota terhadap koperasi. Toh, jika partisipasi anggota melonjak mereka jua yang menikmatinya dalam bentuk pembagian SHU.

Dakso mengakui, meski Covid-19 ada dampaknya, namun ia yakin target pendapatan dan SHU yang telah dianggarkan pada tahun ini dapat tercapai. Sebab, seperti telah dibahas hanya dua uni usaha yang terkena dampak langsung. Sementara unit usaha lainnya masih terus berjalan dan memberikan pendapatan terhadap koperasi. “Kami yakin dapat memenuhi target yang dianggarkan dalam RAT lalu,” pungkasnya.

Sikap optimisme yang realistis di tengah pandemi memang dibutuhkan untuk memberi ketenangan dan kenyamanan bagi semua pihak. Dengan begitu, pikiran tetap jernih untuk mengambil kebijakan.  (Kur)

pasang iklan di sini