hayed consulting
hayed consulting
octa vaganza

“Innovating Jogja” Pulihkan IKM Kerajinan Batik di Tengah Pandemi

YOGYAKARTA—Pada masa pandemi para perajin batik kembali diuji, setelah terbukti tangguh mempertahankan bisnisnya menghadapi krisis ekonomi 1998.

Salah satu upaya pelaku IKM kerajinan dan batik untuk bertahan saat ini misalnya memproduksi alat pelindung diri (APD) sederhana seperti masker kain dan APD lainnya.

Kementerian Perindustrian melalui Balai Besar Kerajinan dan Batik (BBKB) di Yogyakarta mendukung upaya itu lewat penyelenggaraan kelas umum melalui Zoom (Kulzoom) dan Kelas Umum melalui WhatsApp (Kulwapp).

Salah satu materinya adalah menyebarluaskan teknik pembuatan masker kain kepada masyarakat. Selanjutnya, BBKB juga kembali menggelar program “Innovating Jogja” yang sebelumnya berhasil melahirkan IKM startup inovatif dari wilayah tersebut.

 Kepala BPPI Kemenperin, Doddy Rahadi menyampaikan “Innovating Jogja” merupakan Inkubator Bisnis Teknologi BBKB yang telah digulirkan sejak 2016, merupakan ajang pencarian startup melalui sistem kompetisi ide inovasi bisnis.

“Yogyakarta merupakan salah satu wilayah yang memilki ekosistem industri kerajinan dan batik yang cukup kuat,” ujar Doddy.

Berdasarkan data Dinas Perindustrian dan Perdagangan pada tahun 2019, jumlah IKM batik di wilayah Yogyakarta sebanyak 1.195 unit usaha dengan menyerap tenaga kerja hingga 5.771 orang. Nilai produksi dari sektor IKM batik di Yogyakarta mencapai lebih dari Rp300 miliar.

 Kepala BBKB Titik Purwati Widowati menyampaikan, kegiatan “Innovating Jogja 2020” sudah dimulai sejak bulan Februari lalu dan sampai saat ini telah terpilih 30 peserta yang lolos seleksi untuk mengikuti tahap bootcamp.

“Kegiatan bootcamp merupakan workshop penajaman ide bisnis kerajinan dan batik yang akan dituangkan ke dalam rencana bisnis dan rencana aksi peserta,” jelasnya.

Peserta bootcamp tidak hanya berasal dari sekitar Yogyakarta, namun juga ada yang berasal dari Bogor, Semarang, Surabaya dan Nusa Tenggara Barat.

Pada akhir kegiatan bootcamp, akan dipilih peserta dengan ide dan rencana bisnis terbaik. Peserta tersebut akan menjadi tenant inkubator bisnis Innovating Jogja di BBKB. Tahun 2020 ini seluruh kegiatan Innovating Jogja dilaksanakan secara online.

Sejumlah hasil litbang BBKB telah dimanfaatkan oleh para tenant Innovating Jogja, antara lain Teknik Batik Latar Ringkel yang telah digunakan oleh Tizania Jumputan (Tenant Innovating Jogja tahun 2018) dan Teknologi Aplikasi nanopartikel ZnO untuk Produk Batik Antibakteri yang telah diterapkan oleh CV. Smart Batik Indonesia (tenant Innovating Jogja tahun 2019).

Penerapan teknologi anti bakteri pada batik ini sangat diminati oleh para pengemar batik di tengah pandemi Covid-19.

 Selain itu, beberapa tenant Innvovating Jogja lain seperti Djadi Batik dan RaMundi juga mengalami peningkatan permintaan produk dengan inovasi yang dilahirkan.

Djadi Batik misalnya, memiliki usaha produksi batik dengan gaya Korea yang digemari generasi muda, yaitu pakaian batik dengan desain hanbok dengan kombinasi bahan plastik, sehingga bisa berfungsi sebagai hazmat yang cantik.

 Omzet Djadi Batik mengalami peningkatan sebesar 50 persen di masa pandemi. Sedangkan Ramundi yang memproduksi pakaian bayi dari bahan batik, juga mengalami peningkatan omset sebesar 70% dengan strategi packaging yang menarik dan pemasaran online.

pasang iklan di sini