Inkopdit Tegaskan Pentingnya Peran Milenial dalam Pengembangan Koperasi

Peluang News, Bandarlampung – Induk Koperasi Kredit (Inkopdit) Indonesia menekankan pentingnya menjadikan koperasi lebih menarik bagi generasi muda, terutama di era digital saat ini.

“Ini kami tekankan agar koperasi menarik bagi kaum muda atau milenial,” kata Ketua Panitia Rapat Anggota Tahunan (RAT) Inkopdit Tahun Anggaran 2024, Yohanes De Deo Widyastok, di Bandarlampung, Jumat (28/6).

Deo menjelaskan bahwa saat pertama kali berdiri 50 tahun lalu, Inkopdit lebih banyak berfokus pada sektor keuangan. Namun kini, orientasi tersebut mengalami pergeseran.

“Pada 50 tahun berikutnya, induk koperasi kredit tak melulu berpikir lagi ke lembaga keuangan, tetapi pemberdayaan dan pengembangan untuk koperasi lain,” ujarnya.

Menurutnya, arah ini sejalan dengan cita-cita para pendiri koperasi. “Hal ini sejalan dengan pendiri koperasi kami, yang menginginkan koperasi saat ini fokus pemberdayaan dan pengembangan koperasi,” tambahnya.

Ia menekankan bahwa dalam era digital seperti sekarang, koperasi harus bisa memberdayakan dan membuka ruang kreatif agar generasi muda, khususnya Gen Z, tertarik untuk terlibat dan berkembang bersama koperasi.

“Pada rangkaian kegiatan ini juga kami memberikan edukasi kepada peserta dengan menghadirkan pembicara kompeten,” jelasnya.

Deo menyebut bahwa peserta yang hadir berasal dari berbagai latar belakang usia. “Peserta tidak hanya diisi oleh anggota yang sudah lama, tetapi juga anak-anak muda,” katanya.

Pada hari kedua RAT, Inkopdit menyelenggarakan tiga kelas paralel yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan peserta berdasarkan peran mereka.

“Kita membagi kegiatan menjadi tiga kelas, yakni Kelas A untuk pengurus pengawas, Kelas B untuk pengurus dan manajemen, serta Kelas C yang dikhususkan untuk anak-anak muda,” ujar Deo.

Ia menambahkan, “Pembagian ini dilakukan agar materi dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan peran masing-masing kelompok.”

Di Kelas A, diskusi berfokus pada isu-isu strategis seperti sinergi koperasi dengan Sustainable Development Goals (SDGs) dan peran pemerintah dalam mendukung ekosistem koperasi. Narasumber yang hadir antara lain Prof. Akiramoto dari Jepang yang membahas peluang usaha dan pengelolaan dana koperasi, serta Miss Alexandra Wilson dari International Cooperative Alliance (ICA) yang menyoroti dinamika perkembangan koperasi secara global.

Isbah, aktivis pemberdayaan perempuan dari Lumajang, turut mengisi sesi dengan topik kesetaraan gender dalam koperasi kredit.

Sementara itu, Kelas C dirancang khusus untuk menjangkau anak muda dengan menghadirkan pembicara inspiratif dari Filipina dan Denmark, seperti Mark Joshua dan Kynan Tegar. Mereka berbagi bagaimana digitalisasi dapat membuat koperasi kredit lebih relevan dan diminati oleh generasi muda.

“Hari ini juga kita ajak semua peserta untuk mengenakan pakaian adat. Ini menjadi simbol bahwa koperasi adalah ruang inklusif yang menyatukan seluruh suku, agama, ras, dan generasi,” pungkas Deo.

 

Exit mobile version