Site icon Peluang News

Inkopdit Menuju Era Digital dan Kemandirian

Inkopdit Menuju Era Digital dan Kemandirian

Peluang News, Jakarta – Menjelang pemilihan ketua baru Induk Koperasi Kredit (Inkopdit) yang akan diadakan pada 15 Juni 2024 di Pontianak, Kalimantan Barat, Yengki Ricad Sado, seorang tokoh koperasi dari KSP Kopdit Pintu Air, berbagi pandangannya mengenai masa depan Inkopdit dalam menghadapi tantangan era digital dan pemerintahan baru.

Dalam wawancara peluangnews.id dengan Yengki Ricad Sado, yang dikutip pada Jumat (14/6/2024), menguraikan beberapa prioritas dan strategi yang menurutnya harus diambil oleh Inkopdit ke depan. Berikut petikan pendapatnya:

Prioritas Program Kerja: Menyongsong Pasar Digital

Yengki menekankan pentingnya adaptasi Inkopdit terhadap pasar digital yang berkembang pesat. “Kita sekarang berada dalam era pasar bebas dengan segala konsekuensinya. Gerakan koperasi harus menyesuaikan dengan perubahan zaman. Meskipun digitalisasi sudah dimulai, terutama dalam sistem online simpan pinjam, masih banyak yang perlu ditingkatkan,” jelas Yengki.

Ia menyoroti kebutuhan untuk mengembangkan fitur-fitur yang memudahkan anggota, mirip dengan layanan yang ditawarkan oleh bank, seperti informasi keuangan pemilik dan kebutuhan nasabah. “Koperasi juga harus mampu menyediakan sarana yang memenuhi kebutuhan anggotanya. Ini diharapkan bisa didesain oleh induk koperasi,” tambahnya.

Mengatasi Ketimpangan Pertumbuhan Kopdit

Meskipun banyak koperasi kredit (kopdit) yang telah berkembang pesat, Yengki mencatat masih ada banyak kopdit yang tertinggal. Ia mengidentifikasi dua kendala utama: kurangnya sinergi antara kopdit besar dan kecil, serta minimnya dukungan pemerintah dalam pendidikan, pelatihan, dan pendampingan koperasi.

“Sudah saatnya kita bersatu. Kopdit besar harus merangkul yang kecil, begitu juga sebaliknya. Kopdit kecil perlu bergabung dengan yang lebih besar untuk memberikan produk dan layanan yang lebih baik kepada anggota,” ujar Yengki. “Inkopdit harus mengambil peran untuk memfasilitasi ini, jangan biarkan seleksi alam berjalan sendiri karena itu tidak baik untuk gerakan koperasi.”

Ia juga menekankan perlunya keterlibatan lebih besar dari pemerintah. “Gerakan ini sudah mampu bertahan dengan kemampuan seadanya, tetapi kita perlu lebih dari sekadar ada. Koperasi harus mampu bertahan menghadapi tantangan zaman, dan ini membutuhkan investasi dalam pengembangan sumber daya manusia.”

Tinjauan Regulasi Koperasi

Ketika ditanya tentang regulasi koperasi saat ini, Yengki mengusulkan adanya lembaga perlindungan simpanan anggota yang serupa dengan lembaga keuangan perbankan. “Negara harus hadir dalam gerakan ini melalui undang-undang P2SK untuk melindungi simpanan anggota,” tegasnya.

Harapan terhadap Pemerintahan Baru

Yengki juga berharap bahwa pemerintahan baru di bawah Presiden Prabowo akan mendukung perkembangan koperasi tanpa menciptakan program yang bersaing dengan koperasi. “Pemerintah sebaiknya mengambil peran dalam memberikan pendidikan dan pelatihan bagi pengelolaan koperasi,” sarannya.

Strategi Masa Depan untuk Inkopdit

Untuk masa depan, Yengki menekankan pentingnya sinergi antara koperasi besar dan kecil. Ia mengusulkan amalgamasi di tingkat pusat koperasi untuk menggabungkan koperasi primer kecil dengan yang lebih besar. “Inkopdit perlu menggerakkan ini. Koperasi kecil adalah aset yang harus dilindungi dan diberdayakan, bukan dibiarkan mati,” kata Yengki.

Dengan pandangan yang jelas dan terarah, Yengki Ricad Sado menyuarakan kebutuhan akan inovasi dan kerjasama yang lebih erat dalam gerakan koperasi di Indonesia. Ini adalah saat yang penting bagi Inkopdit untuk menetapkan arah yang jelas dalam menghadapi era digital dan dinamika ekonomi yang terus berubah. (Aji)

Exit mobile version