BANDUNG—Di luar kesibukannya sebagai staf pengajar di Fakultas Peternakan Universitas Pandjajaran, Masyur juga mempraktikan ilmunya dengan menjadikan halaman belakang rumahnya untuk berbagai kegiatan ekonomis,
Masyur menciptakan urban farming dengan mengelola pekarangan dengan menanam tanaman untuk sayuran, budidaya ikan lele, ternak ayam petelur yang kaya omega 3. Untuk pupuknya dia buat dengan mengubah sampah rumah tangga menjadi pupuk organik.
“Bertani di pekarangan, ada sejumlah manfaat yang diperoleh. Selain sebagai sumber pangan keluarga, juga berpotensi menjadi sumber penghasilan. Fungsi lain, seperti estetika, sosial, dan keamanan lingkungan pun terpenuhi,” ujar Masyur dalam webinar “Optimalkan Fungsi Pekarangan Untuk Pemenuhan Gizi Keluarga” yang digelar secara daring, Rabu (4/8/21).
Sementara koleganya dari Fakultas MIPA Universitas Padjadjaran Budi Irawan memaparkan mengenai diversitas tanaman pekarangan. Tanaman dibagi dalam kelompok umbi-umbian, sayuran, buah-buahan, rempah dan bumbu masak, serta obat herbal.
“Salah satu fungsi pekarangan adalah sumber bahan pangan, ada sayuran, buah-buahan, bahan obat tradisional, rempah, dan bumbu masak,” ujar Budi, seperti dilansir dari laman Unpad.
Pekarangan memiliki beragam fungsi. Di antaranya untuk menjalankan berbagai kegiatan sosial, budaya, dan ekonomi. Pekarangan pun memiliki fungsi estetika, seperti ditanami tanaman hias.
Secara ekologi, pekarangan juga memberikan layanan ekosistem, seperti menyediakan udara bersih, menahan erosi tanah, menjaga sistem hidrologi, serta seringkali didatangi hewan liar seperti serangga dan burung.
Berkebun dapat diintergrasikan dengan kegiatan perikanan dan peternakan pada lahan terbatas. Gizi keluarga pun dapat terpenuhi.
Webinar tersebut merupakan puncak kegiatan KKN Virtual Integratif 2021 bertema pangan dan kesehatan. Kegiatan KKN Virtual ini juga menghasilkan data diversitas tanaman pekarangan di daerah tempat tinggal mahasiswa.
Kegiatan KKN Virtual diawali dengan observasi di wilayah tempat tinggal mahasiswa untuk mendata diversitas tanaman pekarangan. Observasi dilakukan di wilayah Jakarta Timur, Kabupaten Karawang, Kabupaten Bandung, Kota Cimahi, Kota Bandung, Kabupaten Sumedang, Kabupaten Malang (Jatim) dan Kabupaten Bulungan (Kalimantan Utara).
Selanjutnya tim menyusun Infografis mengenai diversitas tanaman pekarangan beserta informasi kandungan gizi untuk memenuhi gizi seimbang.
Tim KKN beranggotakan Rifaa’ Adelya Herdiawan (FH), Yohana Andaresta (FK), Ayu Wandira (FMIPA), Dhea Shinta Pratitis Siagian (FMIPA), Felina Septriani (FMIPA), Datu Damsir Mamuja (FISIP), Iasya Mardhiyyah (FISIP), Galuh Sekar Cendani (Fapet), Karisha Citra Elfani (Fkep), dan Galih Ganjar Prakoso (Fkep). Mereka dibimbing Dr. Budi Irawan, M.Si dan melibatkan juga sebagai tim PPM Dr. Eneng Nunuz Rohmatullayaly, M.Si dari FMIPA