Christoper Sebastian-Foto: Kumparan.
JAKARTA—Pelaku usaha UMKM mau tidak mau harus menggunakan strategi pemasaran daring agar bisa bertahan di masa pandemi, tentunya juga penerapan protokol kesehatan. Dalam diskusi webminar, Selasa (6/10/20) yang digelar HIPMI bersama BNPB, beberapa pengusaha kuliner mengungkapkan kiatnya untuk bertahan.
Christoper Sebastian membenarkan strategi pemasaran daring merupakan langkah untuk menjaga keberlangsungan bisnis. Pemilik Mie & You, Ayam Bebek Angsa Masak di Kuali, Gluk Gluk Gluk ahh, Pandalicious, dan Boba Pan ini mengalami penurun omzet hingga 70 persen.
Beragam jenis platform digunakan dan promo-promo dikeluarkan secara maksimal. Selain itu pihaknya juga menyediaan menu terbaru, seperti forzen food dan menggunakan jasa food blogger, termasuk publik figur.
“Kami menggunakan Gojek dan Grab Food. Kami lebih menekankan di situ dan juga kami berikan diskon secara maksimal,” kata Christopher.
Christopher mengungkapkan adanya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), mal yang ada di kota-kota saat ini menjadi sepi sehingga menyebabkan beberapa outlet harus ditutup. Pemberlakuan PSBB, sambung dia, juga dilatarbelakangi oleh maraknya kasus Covid-19 di klaster perkantoran.
Menurut dia, banyaknya klaster baru di perkantoran dikarenakan kurangnya disiplin, tidak ada sanksi yang tegas, atau denda terhadap misalnya penggunaan tidak menggunakan masker.
“Jadi sebenarnya yang perlu diterapkan adalah peraturan disertai dengan sanksi yang tegas,” kata Christoper
Sementara itu, pengusaha kuliner lainnya, founder Sour Sally, Donny Pranomo menyampaikan perusahaannya pada masa pandemi ini tetap berjalan dengan menerapkan prorokol kesehatan yang sangat ketat dan memberikan layanan tes cepat kepada para karyawan.
Sejak Mei, dia memperketat aturan yang ada di kantornya. Salah satunya adalah menerapkan untuk karyawan yang naik kendaraan umum diharuskan kerja dari rumah (WFH). Kemudian mengganti rapat fisik menjadi rapat daring.
Pengusaha kuliner lain, Jodi Janitra melontarkan menyarankan pengusaha UMKM agar melakukan inovasi dan juga kolaborasi dengan perusahaan lainnya.
“Saatnya silaturahim ke sesama teman pengusaha. Karena barangkali ada hal-hal yang dikolaborasikan hingga membuat kita tetap bertahan dan yang paling penting adalah jangan egois,” tutup dia.







