Site icon Peluang News

Inflasi Juli 2021 Capai 0.08 Persen, Ekonom: Didorong PPKM Darurat

Ilustrasi obat-obatan-Foto: Suara.

JAKARTA—Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi pada Juli 2021 dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 106,54 mencapai 0,08.  Meskipun capaian itu turun dibandingkan inflasi pada Juni lalu sebesar 0.16%., namun dipastikan inflasi lebih terkait penerapan PPKM Darurat.

Kepala BPS Margo Yuwono mengungkapkan  inflasi kali ini didorong oleh kenaikan harga di kelompok pengeluaran makanan, minuman dan tembakau. Kelompok ini mengalami inflasi sebesar 0,15 persen.

“Komoditas yang memberikan andil ke inflasi berasal dari cabai rawit 0,03. Kemudian komoditas lain seperti tomat, bawang merah, dan rokok kretek filter masing-masing 0,01 persen,” ujar Margo dalam jumpa pers,  Senin (2/8/21).

Margo juga mengatakan untuk inflasi inti, komponennya disumbang oleh obat dan resep yang memberikan andil 0,03%, sabun detergen 0,02 %, sabun mandi cair, deodoran, dan obat gosok masing-masing memberikan andil 0,01%.

Ekonomsekaligus Deputi Direktur  Institute for Development and Economics and Finance (Indef) Eko Listiyanto membenarkan salah satu penyebab turun dan rendahnya inflasi juli karena pemberlakukan PPKM Darurat yng kemudian namanya menjadi PPKM Level-4. 

Sementara Daya beli masyarakat turun karena tidak banyak aktivitas ekonomi lalu harga barang secara umum tidak mungkin dinaikkan harganya saat permintaan melemah.

“Yang naik salah satunya harga obat di sektor kesehatan karena covid meningkat” ujar Eko ketika dihubungi Peluang, Senin (2/8/21). Eko juga memproyeksikan inflasi masih akan berlanjut hingg Agustus walaupun rendah.

Hal senada juga diungkapkan Ekonom Joshua Pardede mengatakan, penurunan laju inflasi inti dipengaruhi oleh pemberlakuan PPKM darurat sepanjang Juli yang mendorong penurunan sisi permintaan. Konsumen cenderung mengalokasikan untuk komponen kesehatan dan pendidikan.

“Inflasi untuk komponen kesehatan diperkirakan cenderung meningkat sejalan dengan belanja obat-obatan dan alat kesehatan sepanjang PPKM darurat,” ujar Joshua.

Dalam rilisnya BPS mencatat inflasi tertinggi terjadi di Sorong sebesar 1,51 persen dengan IHK sebesar 108,33 dan terendah terjadi di Sampit sebesar 0,01 persen dengan IHK sebesar 107,10.

Sementara deflasi tertinggi terjadi di Manokwari sebesar 0,60 persen dengan IHK sebesar 109,89 dan terendah terjadi di Maumere dan Samarinda masing-masing sebesar 0,01 persen dengan IHK masing-masing sebesar 106,65 dan 105,69 (Van).

Exit mobile version